Luna kemudian membasuh kaki Maxime sebagai bentuk penghormatan dan pengabdian istri kepada suami.
Tradisi berikutnya adalah pecah telur, yang melambangkan harapan agar mereka segera dikaruniai keturunan.
Prosesi berlanjut dengan tradisi kacar kucur, simbol pemberian nafkah dari suami kepada istri.
Maxime menuangkan sekantong berisi tujuh jenis kacang-kacangan, uang, dan beras kuning ke dalam kantong milik Luna. Kantong tersebut kemudian diikat dan diberikan kepada ibunda Luna sebagai simbol tanggung jawab.
Setelah itu, Maxime menyuapi Luna nasi sebagai lambang tekad membangun rumah tangga yang kokoh. Mereka juga meminum air mineral bersama, menandakan harapan agar pernikahan mereka selalu tenang, jernih, dan bijaksana dalam menghadapi tantangan hidup.
Sebagai penutup, Luna dan Maxime menjalani prosesi sungkeman kepada orang tua mereka. Dengan bersimpuh di hadapan ibunda Luna dan ayah Maxime, keduanya memohon restu dan doa untuk perjalanan rumah tangga yang baru mereka mulai. Acara kemudian diakhiri dengan sesi foto keluarga inti yang penuh kehangatan.