BOGORINSIDER.com --Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi, memberikan apresiasi terhadap sosok Aura Cinta, remaja yang sempat terlibat perdebatan dengannya mengenai kebijakan penghapusan acara wisuda di sekolah.
Meskipun muncul anggapan bahwa remaja tersebut hanyalah bagian dari skenario atau "setting-an", Dedi memilih untuk bersikap positif.
"Saya tidak ingin berprasangka buruk ataupun terlalu baik. Saya melihatnya secara netral. Anak itu cerdas, berani, dan tampaknya ikhlas menyuarakan pendapatnya langsung kepada gubernur," ujar Dedi dalam keterangannya di Bandung, Selasa.
Dedi mengakui keberanian Aura dalam menyampaikan opini di ruang publik.
Namun, ia juga menegaskan bahwa sebagai gubernur, tugasnya adalah mengarahkan diskusi tersebut agar memiliki dasar hukum dan kebijakan yang jelas.
Ia menjelaskan bahwa keputusan untuk melarang wisuda di jenjang TK, SD, SMP, dan SMA bukan untuk mengekang kebebasan, melainkan untuk melindungi keluarga kurang mampu dari beban biaya yang kerap kali ditimbulkan.
Baca Juga: Aura Cinta menjadi viral terkait sindirannya untuk Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi
“Bagi sebagian keluarga, biaya Rp1 juta mungkin bukan masalah. Tapi untuk keluarga lain, itu bisa sangat memberatkan,” katanya.
Sebagai alternatif, Dedi mendorong agar acara perpisahan diadakan dengan sederhana dan penuh nilai edukatif.
Ia mengusulkan agar sekolah menggelar kegiatan seni seperti teater atau pertunjukan musik yang dibuat dan dibawakan oleh siswa.
Baca Juga: Profil Yuke bassist band Dewa 19 yang menjadi pelaku kecelakaan di Tasikmalaya
Hal ini dinilai lebih mendidik sekaligus menghibur, tanpa membebani orang tua murid.
"Tak perlu mengundang band mahal senilai ratusan juta ke sekolah. Yang ada, orang tua harus berutang bahkan sampai ke rentenir. Itu justru jadi beban baru," tegas Dedi.