Ia memastikan semua rincian dana telah disampaikan sejak awal kepada wali murid saat proses penerimaan siswa baru, dan tidak ada unsur penipuan dalam pengumpulan dana tersebut.
Namun, usai viral dan mendapat sorotan publik serta teguran langsung dari Gubernur, pihak sekolah akhirnya memutuskan untuk membatalkan kegiatan tersebut demi menaati aturan yang berlaku.
“Kami memilih untuk kooperatif dan mengikuti aturan, jadi kegiatan perpisahan dibatalkan,” kata Tetuko.
Ia juga menyampaikan bahwa dana yang telah terkumpul, diperkirakan mencapai Rp 500 juta, akan dikembalikan kepada orang tua murid. Meski demikian, sebagian dana telah digunakan untuk kebutuhan operasional seperti pemesanan bus, hotel, seragam, dan konsumsi. Pihak sekolah berkomitmen akan mengembalikan dana secara transparan dan bertanggung jawab.