Masa inkubasi virus ini berkisar antara tiga hingga enam hari, dengan durasi penyakit yang bervariasi tergantung pada tingkat keparahan gejala.
Baca Juga: Shin Tae-yong resmi berpisah dengan Timnas Indonesia, berikut warisan hingga tingkat ranking FIFA
Data pengawasan CDC juga menunjukkan bahwa HMPV lebih aktif selama akhir musim dingin dan musim semi di wilayah beriklim sedang.
Perlu Waspada, tetapi Tidak Panik
Meskipun HMPV dapat menyebabkan gejala yang cukup mengganggu, sebagian besar orang yang terinfeksi akan pulih dengan sendirinya tanpa memerlukan perawatan khusus.
Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin menegaskan bahwa HMPV bukanlah virus yang mematikan, sehingga masyarakat tidak perlu khawatir berlebihan.
Sebagai langkah pencegahan, penting untuk menjaga kebersihan diri, seperti mencuci tangan secara rutin, menghindari kontak dengan orang yang sedang sakit, dan meningkatkan daya tahan tubuh dengan pola hidup sehat. Dengan pemahaman yang tepat, risiko penularan HMPV dapat diminimalkan.
Baca Juga: 6 Pemain keturunan yang tak ucapkan salam perpisahan kepada Shin Tae-yong
Bagaimana penyebaran virus ini?
Penularan virus HMPV serupa dengan virus flu lainnya, yaitu melalui percikan air liur atau droplet dari individu yang terinfeksi.
Penyakit ini juga dapat ditularkan melalui kontak erat, seperti menyentuh atau berjabat tangan, atau menyentuh benda atau permukaan yang terdapat HMPV dan kemudian menyentuh mulut, hidung, atau mata.
HMPV biasanya menyebar pada musim dingin ketika orang menghabiskan lebih banyak waktu di dalam ruangan.
Seseorang dapat tertular HMPV beberapa kali.
Para ahli mengatakan gejala yang dialami orang yang pertama kali terinfeksi virus ini biasanya adalah yang paling parah.
Setelah itu, kekebalan tubuh akan terbentuk dan paparan terhadap HMPV berikutnya kemungkinan tidak akan terlalu parah, selama sistem kekebalan tubuh tetap kuat dan tidak melemah akibat penyakit lain seperti HIV atau kanker.