Selain itu, Soegi Bornean mengklaim bahwa sejak awal terbentuk pada tahun 2019, Fanny telah menjadi bagian dari manajemen dan dilibatkan dalam setiap pengambilan keputusan. Mereka juga menegaskan bahwa beberapa lagu, kecuali Kala, adalah hasil dari kerja sama.
Latar Belakang Band dan Kepergian Fanny
Soegi Bornean, yang dibentuk pada 2019, terdiri dari Fanny Soegi sebagai vokalis, Aditya Ilyas sebagai gitaris, dan Bagas Prasetyo sebagai gitaris. Band indie asal Semarang ini mengawali karier mereka dengan merilis sejumlah single, termasuk Saturnus dan Asmalibrasi.
Pada tahun 2020, mereka merilis EP berjudul Atma yang memuat lima lagu, termasuk Kaladan Asmalibrasi, yang kemudian menjadi hits di media sosial.
Namun, pada Maret 2024, Fanny Soegi mengumumkan pengunduran dirinya dari Soegi Bornean. Ia menyatakan bahwa keputusannya untuk keluar tidak diambil secara gegabah dan berharap dua personel tersisa, Aditya dan Bagas, dapat melanjutkan perjalanan band tersebut.
Permasalahan ini memicu perbincangan luas di kalangan penggemar dan publik, terutama terkait transparansi royalti dalam industri musik. Fanny sendiri membalas unggahan klarifikasi bandnya dengan satu kata penuh sindiran, "Kalian percaya?"
Permasalahan ini menunjukkan tantangan yang sering dihadapi oleh musisi terkait hak cipta dan royalti, serta pentingnya transparansi dan komunikasi yang baik antara para anggota band dan manajemen.
Dalam pengumuman itu, Fanny Soegiarto juga memastikan akan melanjutkan karier sebagai penyanyi solo. Ia lalu menegaskan akan tetap membawakan lagu-lagu Soegi Bornean ciptaannya bersama Dhimas Tirta Franata.
Sejumlah lagu yang dimaksud Fanny, yakni Saturnus, Pijaraya, Haribaan, Raksa, Kala, Samsara, Aguna, hingga single hit Asmalibrasi.
"Untuk ke depannya, saya akan tetap berkarya dan membawa identitas saya dalam bermusik," ungkap Fanny.
"Serta secara legal akan tetap membawakan lagu ciptaan saya dan @dimectirta : Saturnus, Pijaraya, Asmalibrasi, Haribaan, Raksa, Kala, Samsara, dan Aguna," lanjutnya.