BOGORINSIDER.com --Pada awal pekan ini, masyarakat dihebohkan oleh berita perundungan anak Vincent Rompies yang terjadi di sebuah sekolah internasional di BSD Serpong, Tangerang.
Kejadian perundungan tersebut melibatkan siswa kelas 12 SMA yang melakukan tindakan perundungan terhadap juniornya yang dilakukan anak Vincent Rompies.
Korban yang dilakukan anak Vincent Rompies mengalami berbagai bentuk perundungan, termasuk pemukulan dan disundut dengan rokok.
Bahkan, korban harus dilarikan ke rumah sakit dan menjalani perawatan akibat kejadian tersebut.
Kabar perundungan di sekolah internasional ini semakin menarik perhatian publik, terutama setelah dugaan bahwa salah satu pelaku perundungan adalah anak sulung Vincent Rompies.
Baca Juga: Binus School Serpong benarkan Anak Artis Vincent Rompies lakukan kasus perundungan
Teuku Zacky turut menyoroti insiden perundungan ini. Sehari sebelum berita tersebut menjadi viral di media sosial, Teuku Zacky telah mengunggah tentang kasus bullying di sekolah tersebut melalui akun Instagram miliknya.
Dia mengingatkan agar orang tua menjaga anak-anak mereka agar tidak menjadi korban atau pelaku perundungan, yang dapat membahayakan nyawa anak-anak yang bersekolah di tempat yang dipercayai untuk memberikan pendidikan yang baik.
Teuku Zacky menceritakan kronologi perundungan berdasarkan informasi yang diterimanya dari ibu salah satu korban. Perundungan dilakukan oleh sekelompok geng di sekolah tersebut, dengan dalih sebagai tes fisik untuk masuk ke dalam geng tersebut.
Kejadian bermula pada 2 Februari 2024, di mana korban diikat pada tiang dan mengalami perundungan berupa dicekik, dipukuli dengan kayu, dan disundut dengan rokok. Perundungan ini berlanjut pada 13 Februari, di mana korban kembali disundut menggunakan korek api.
Menurut penuturan ibu korban, genk tersebut berencana melakukan hal serupa pada 15 Februari 2024, namun dapat dicegah berkat tindakan ibu korban.
Dijelaskan juga bahwa alasan korban tak mau melapor selama ini lantaran diancam. Pelaku disebut akan mengancam, jika korban melapor, adiknya akan mendapatkan perlakuan serupa bahkan lebih sadis lagi.
"Genk ini menyubutkan kalau hal tersebut baru pemanasan dan akan berlanjut di hari Kamis. Untungnya ibu korban ini keburu mengetahui dan langsung bertindak. Korban ini tidak melawan karena diancam kalau melapor dan melawan adiknya yang kelas 6 SD akan dianiaya, dilecehkan dan bahkan diancam dibunuh," tukasnya.