- Pemprov DKI bekerja sama dengan BMKG dan BRIN menyiapkan operasi modifikasi cuaca untuk mempercepat turunnya hujan.
- Dinas Lingkungan Hidup mempercepat penanaman pohon kota dan taman vertikal di jalan protokol.
- Dinas Kesehatan mengimbau warga memperhatikan tanda heatstroke dan dehidrasi.
Warga:
- Kurangi aktivitas di luar ruangan pada jam puncak.
- Gunakan tabir surya dan pakaian longgar.
- Bawa botol air minum dan hindari konsumsi kafein berlebih.
- Nyalakan kipas atau gunakan ventilasi silang di rumah untuk memperlancar sirkulasi udara.
Kapan Cuaca Panas Ini Akan Berakhir?
BMKG memprediksi suhu tinggi ini akan bertahan hingga akhir Oktober atau awal November 2025, sebelum wilayah Jabodetabek mulai memasuki awal musim hujan.
Setelah itu, curah hujan akan meningkat, suhu udara menurun, dan kelembapan relatif naik hingga 85%.
Namun, BMKG tetap mengimbau masyarakat agar tidak menyepelekan cuaca panas ekstrem. “Meski tampak normal, dampak panas terhadap kesehatan dan lingkungan tetap harus diwaspadai,” tegasnya.
Jakarta memang sedang “mendidih” tapi pemahaman yang benar soal penyebabnya membuat kita bisa lebih siap.
Fenomena panas ini bukan sekadar cuaca biasa, melainkan sinyal agar kita memperbaiki tata kota, menambah ruang hijau, dan menekan polusi yang memperparah efek panas.
Panasnya cuaca mungkin tak bisa dihindari, tapi dampaknya bisa kita kurangi bersama.
Artikel Terkait
Gerak Cepat Pemkab Bogor Dalam Mengantisipasi Cuaca Ekstrem
BPBD DKI Keluarkan Peringatan Cuaca Ekstrem 11–13 September
BPBD Siapkan Layanan Darurat Hadapi Cuaca Ekstrem di Jakarta
Antisipasi Warga Jadi Kunci Hadapi Cuaca Ekstrem di Jakarta
Prediksi BMKG: Cuaca Ekstrem Berlanjut hingga Februari