VIVO & BP Tolak BBM Pertamina: Gara-Gara Etanol 3,5%

photo author
- Minggu, 5 Oktober 2025 | 00:24 WIB
“SPBU VIVO di Jakarta, kini jadi sorotan setelah menolak membeli BBM Pertamina karena kandungan etanol.” (Foto/ Pinterest.)
“SPBU VIVO di Jakarta, kini jadi sorotan setelah menolak membeli BBM Pertamina karena kandungan etanol.” (Foto/ Pinterest.)

Sementara itu, pakar bioenergi menekankan bahwa etanol pada kadar 3,5% justru aman. Bahkan, jika pemerintah konsisten, pencampuran ini bisa membantu target bauran energi nasional.

Praktik di Negara Lain

Hal menarik, di negara lain justru SPBU swasta mendukung pencampuran etanol.

  • AS: hampir semua bensin di SPBU sudah mengandung etanol (E10).
  • Brasil: mobil biasa terbiasa memakai E20–E25, bahkan Flex Fuel E85.
  • Thailand: Shell dan PTT menjual bensin E20 dengan label jelas.

Perbedaan utamanya ada pada labeling. Konsumen tahu sejak awal apa yang mereka beli. Di Indonesia, hal ini belum berjalan transparan.

Baca Juga: Pertamina & Etanol 3,5%: Ancaman Mesin atau Solusi Energi?

Implikasi Penolakan

Penolakan VIVO dan BP membawa sejumlah dampak:

  1. Tekanan ke Pertamina. Publik jadi bertanya-tanya apakah Pertamina kurang transparan soal kandungan BBM.
  2. Kebingungan konsumen. Tanpa label resmi, masyarakat tidak tahu BBM mana yang mengandung etanol.
  3. Potensi regulasi baru. Pemerintah bisa terdorong membuat aturan label seperti “E10” atau “E20”.

Reaksi Konsumen

Di media sosial, konsumen bereaksi beragam:

  • Ada yang mendukung SPBU swasta karena lebih transparan.
  • Ada pula yang menilai penolakan ini sekadar strategi bisnis.

Sebagian lain justru bingung, karena sebelumnya tidak tahu kalau BBM memang bisa dicampur etanol.

Menariknya, beberapa komunitas otomotif mulai menguji BBM dari berbagai SPBU untuk mencari bukti langsung. Hal ini menunjukkan betapa pentingnya kepercayaan dalam bisnis energi.

Penolakan VIVO dan BP terhadap BBM Pertamina bukan sekadar soal etanol, tapi juga soal reputasi, strategi bisnis, dan transparansi informasi.

Indonesia bisa belajar dari praktik global: pencampuran etanol bukan masalah jika dilakukan dengan jelas, dilabeli dengan benar, dan disosialisasikan ke konsumen.

Tanpa itu semua, polemik ini akan terus menjadi bahan perdebatan.

 

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Faizal khoirul imam

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

Elegan di Tengah Isu: Citra Publik Raisa Tetap Kuat

Kamis, 23 Oktober 2025 | 10:28 WIB

Fenomena Netizen: Mengapa Publik Begitu Ingin Tahu?

Kamis, 23 Oktober 2025 | 10:21 WIB

Rahasia Kekuatan Hubungan Raisa dan Hamish Daud

Kamis, 23 Oktober 2025 | 10:09 WIB

Tekanan di Balik Popularitas: Kisah Raisa & Hamish

Kamis, 23 Oktober 2025 | 09:58 WIB

Hapus Foto, Viral Seketika: Fenomena Raisa & Hamish

Kamis, 23 Oktober 2025 | 09:42 WIB

Rumor Cerai: Raisa Menggugat Suami Setelah 8 Tahun

Kamis, 23 Oktober 2025 | 09:07 WIB

Terpopuler

X