Sementara itu, ahli bioenergi menilai 3,5% etanol justru langkah awal yang aman dan penting dalam transisi energi. Mereka menyebut, negara seperti Brasil bahkan sudah terbiasa dengan 25% etanol.
Kuncinya ada pada standarisasi pencampuran dan edukasi ke publik.
Praktik Global
- Amerika Serikat: kendaraan biasa sudah terbiasa dengan E10.
- Brasil: mayoritas kendaraan memakai E20–E25, bahkan E100 untuk mobil Flex Fuel.
- Thailand & India: secara bertahap menggeser bensin murni ke E10 dan E20.
Dari pengalaman negara lain, pencampuran etanol aman bila:
- Ada regulasi jelas tentang batas kandungan.
- Infrastruktur pendukung siap (SPBU, distribusi).
- Konsumen diberi edukasi dan pilihan jelas (label E10, E20, dst).
Tips Bagi Pemilik Kendaraan
Agar lebih aman, ada beberapa hal yang bisa dilakukan:
- Gunakan BBM sesuai rekomendasi pabrikan. Cek di manual kendaraan, biasanya ada toleransi kandungan etanol.
- Rawat rutin sistem bahan bakar. Service injektor, karburator, dan tangki bahan bakar secara berkala.
- Gunakan aditif pelindung. Beberapa bengkel menyarankan penggunaan fuel system cleaner untuk mencegah korosi.
- Hindari penyimpanan bahan bakar lama. Etanol bisa bercampur air bila dibiarkan terlalu lama di tangki.
Apakah BBM dengan etanol aman untuk mesin kendaraan? Jawabannya: ya, pada kadar rendah (≤10%) umumnya aman.
Namun, tanpa transparansi dan sosialisasi yang baik, wajar bila publik meragukan kualitas BBM yang dijual. Indonesia perlu mencontoh negara lain yang memberi label jelas (E10, E20), sehingga konsumen tahu apa yang mereka gunakan.
Dengan begitu, ke depan etanol bisa benar-benar jadi solusi energi bersih, bukan sekadar sumber kontroversi.
Artikel Terkait
Kronologi mencuatnya kabar Shell Indonesia akan tutup semua gerai SPBU di Indonesia
Pihak Shell Indonesia beri penjelasan hingga bantah isu penutupan seluruh SPBU
Benarkah Shell Indonesia akan tutup semua gerai SPBU di Indonesia?
SPBU Shell Kosong di Jabodetabek, Ini Faktanya
Dampak BBM Shell Habis: Pilihan Konsumen Terbatas