Hal ini menjelaskan mengapa jumlah potongan tubuh korban begitu banyak, mulai dari laporan awal 76 potongan hingga berkembang menjadi 310 potongan setelah penyisiran lanjutan.
Analisis Psikologis
Psikolog menilai latar belakang pekerjaan Alvi sebagai tukang jagal berperan besar dalam membentuk “desensitisasi” terhadap darah dan tubuh. Kebiasaan memotong hewan membuatnya tidak lagi memiliki hambatan emosional ketika melakukan tindakan kejam pada manusia.
Baca Juga: Biadab, Kasus Mutilasi Mojokerto Ditemukan 310 Potongan Tubuh Gegerkan Mojokerto
“Jika faktor psikologis seperti emosi tak terkendali bertemu dengan keterampilan teknis, hasilnya bisa sangat berbahaya. Kasus Mojokerto ini contoh nyata,” jelas seorang psikolog forensik kepada CNN Indonesia.
Selain itu, hubungan toksik yang dijalani dengan korban membuat emosi Alvi semakin tidak stabil. Kombinasi tekanan ekonomi, konflik asmara, dan keterampilan teknis inilah yang akhirnya meledak dalam tragedi sadis.
Publik mengecam keras tindakan Alvi. Media sosial dipenuhi komentar pedas yang menyebutnya “manusia tanpa hati”. Banyak pula yang menyerukan agar pemerintah memberi perhatian lebih pada isu kesehatan mental dan hubungan beracun yang bisa memicu tindak kriminal ekstrem.
“Ini mengerikan. Seorang mantan tukang jagal bisa jadi pembunuh sadis hanya karena konflik asmara. Kita perlu lebih waspada,” tulis salah satu warganet di Twitter.
Proses Hukum
Alvi kini ditahan di Mapolres Mojokerto dan dijerat pasal berlapis, termasuk Pasal 340 KUHP tentang pembunuhan berencana dan Pasal 338 KUHP tentang pembunuhan, dengan ancaman hukuman mati atau penjara seumur hidup. Polisi juga tengah mendalami kemungkinan adanya gangguan psikologis pada pelaku.
“Pemeriksaan psikiater akan dilakukan untuk mengetahui kondisi mental pelaku. Namun, apapun hasilnya, tindakannya sudah menimbulkan korban jiwa,” kata penyidik Polda Jatim.
Profil Alvi Maulana menunjukkan bahwa tragedi Mojokerto bukan sekadar kasus kriminal biasa. Latar belakang sebagai tukang jagal, konflik asmara, dan tekanan hidup menjelma menjadi kombinasi berbahaya yang berakhir dengan hilangnya nyawa seorang perempuan muda. Polisi berjanji mengusut tuntas kasus ini, sementara masyarakat berharap tragedi serupa tidak terulang.
Artikel Terkait
Purbaya Yudhi Sadewa Dibekali Pengalaman Panjang Sebelum Jadi Menteri Keuangan
Prabowo Subianto Reshuffle Kabinet, Sri Mulyani Digantikan
Prabowo Subianto Rombak 5 Menteri, Kabinet Merah Putih Berubah
Dito Ariotedjo Belum Pasti Hadir di Haornas ke-42 Usai Lengser dari Menpora
Haornas ke-42 Diselenggarakan di Tengah Kosongnya Kursi Menpora