Terbiasa Menggunakan Pisau, Sadisnya Latar Pelaku Lakukan Mutilasi Kekasihnya di Mojokerto

Salah seorang warga Pacet bernama Siti (35) masih teringat jelas ketika menemukan bungkusan mencurigakan. “Saya kira sampah. Begitu dibuka, ternyata potongan tangan manusia. Saya menjerit dan langsung lari,” tuturnya dengan wajah pucat.

Penemuan ini membuat warga Pacet trauma. Banyak orang tua kini melarang anak-anak bermain jauh dari rumah, sementara kawasan hutan Pacet sempat ditutup sementara oleh kepolisian demi penyelidikan.

Polisi kini terus mengembangkan kasus. Selain mengumpulkan potongan tubuh untuk proses forensik, penyidik juga mendalami kemungkinan ada lokasi lain yang dijadikan tempat pembuangan.

“Kasus ini masih kami dalami. Potongan tubuh yang ditemukan akan disusun kembali untuk kepentingan otopsi. Kami juga menyelidiki apakah pelaku mendapat bantuan dari orang lain,” kata penyidik Polda Jatim.

Tim forensik RS Bhayangkara Surabaya dikerahkan untuk membantu identifikasi potongan tubuh korban. Hingga berita ini diturunkan, seluruh barang bukti telah diamankan untuk proses lebih lanjut.

Baca Juga: Dito Ariotedjo Belum Pasti Hadir di Haornas ke-42 Usai Lengser dari Menpora

Kasus mutilasi Mojokerto menyisakan trauma mendalam. Di media sosial, banyak warganet yang mengecam tindakan pelaku, sekaligus mengingatkan pentingnya deteksi dini terhadap tanda-tanda hubungan beracun.

Ahli kriminologi menilai kasus ini sebagai cerminan “tragedi domestik” yang berujung kriminalitas sadis. “Tekanan ekonomi, hubungan toksik, dan latar belakang profesi bisa menjadi faktor yang saling melipatgandakan potensi kekerasan ekstrem,” jelasnya.

Kasus mutilasi Mojokerto dengan temuan 76 potongan tubuh menjadi alarm bagi masyarakat tentang pentingnya menjaga kesehatan relasi dan deteksi konflik sejak dini. Polisi memastikan penyelidikan masih berlangsung dan publik diminta untuk tetap tenang sambil menunggu hasil otopsi serta proses hukum terhadap tersangka.