Meski begitu, klarifikasi ini tak sepenuhnya menenangkan publik. Banyak yang menilai langkah itu terlambat dan terkesan defensif.
Drama Publik Vs Panitia
Drama sosial ini akhirnya menciptakan dua kubu:
-
Kubu Publik & Musisi – Menuntut kejelasan, mengkritik pilihan sponsor, menilai festival kehilangan jati diri.
-
Kubu Panitia – Berusaha menenangkan situasi dengan klarifikasi, meminta maaf, dan memastikan festival tetap jalan.
Konflik ini menegaskan bahwa festival musik bukan sekadar urusan hiburan, tapi juga ruang politik dan moral.
Analisis: Siapa yang Menang?
Sulit menyebut siapa yang “menang” dalam drama ini. Publik berhasil menekan panitia hingga memutus kontrak sponsor. Di sisi lain, panitia berhasil mempertahankan festival tetap berjalan sesuai jadwal.
Baca Juga: Kiki Ucup Klarifikasi Skandal Freeport di Pestapora 2025, Dampak Puluhan Musisi Mundur
Namun, yang jelas, reputasi Pestapora kini tercoreng. Publik akan selalu mengingat 2025 sebagai tahun di mana “panggung rakyat” berubah menjadi panggung konflik.
Reaksi publik dan klarifikasi panitia di skandal Pestapora 2025 menunjukkan betapa besarnya peran moral dalam dunia hiburan. Di era media sosial, suara masyarakat tak bisa diabaikan.
Apakah drama sosial ini akan jadi pelajaran berharga untuk industri musik Indonesia? Atau hanya akan jadi catatan hitam yang diulang lagi di masa depan?
Artikel Terkait
Kenapa Harus Bawa Obat Sendiri ke Pestapora
Apakah Berjalan Menanjak Bakar Kalori Lebih Banyak?
Feby Belinda, Sosok Istri Anggun Berbanding Terbalik Dengan Ahmad Sahroni
Drama Freeport dan Pestapora 2025, Hingga Banyaknya Band Cancel Manggung
PT. Freeport Jadi Biangnya, 28 Musisi Mundur dari Pestapora 2025