Demo besar ini dipicu oleh tragedi tewasnya seorang driver ojek online, Affan Kurniawan, yang diduga terlindas kendaraan taktis saat unjuk rasa sehari sebelumnya. Kasus tersebut kini tengah dalam penyelidikan Komnas HAM, yang menyoroti dugaan penggunaan kekuatan berlebihan oleh aparat.
Menurut data LBH Jakarta, sedikitnya 57 orang mengalami luka-luka dalam dua hari terakhir, sebagian besar akibat sesak napas, terkena gas air mata, atau luka benturan. Fakta ini memperkuat sorotan publik terhadap penanganan aksi massa yang dianggap represif.
Upaya Penanganan dan Harapan
Petugas gabungan TNI-Polri terus berupaya mengurai massa dengan pendekatan humanis. Namun, hingga Sabtu pagi, ribuan orang masih bertahan. Para tokoh masyarakat dan akademisi menyerukan agar DPR segera membuka ruang dialog untuk meredakan ketegangan.
“Kalau DPR tetap bungkam, aksi bisa semakin membesar. Yang dibutuhkan saat ini adalah komunikasi yang transparan, bukan kekerasan,” ujar pengamat politik dari UI, Arbi Sanit.
Situasi terbaru menunjukkan bahwa meski intensitas kericuhan sedikit menurun menjelang siang, massa belum sepenuhnya bubar. Aparat pun masih berjaga ketat di sekitar gedung parlemen.
Artikel Terkait
Ribuan Ojol Kawal Pemakaman Affan Kurniawan
Jakarta Lumpuh, Ribuan Driver Ojol Gelar Aksi Solidaritas Temannya Dilindas Mobil Brimob
Ahmad Sahroni: Dari Sopir Truk ke “Crazy Rich” DPR Kini Dipecat
Sisi Kontroversial Gaya Hidup Glamor Ahmad Sahroni, Crazy Rich DPR RI
Geger, NasDem Copot Ahmad Sahroni dari Pimpinan Komisi III DPR RI