Tragis, Driver Ojol Jadi Korban Salah Sasaran Gas Air Mata Makanan 135k Costumer Hangus

BOGORINSIDER.com --Sebuah video viral di media sosial memantik empati sekaligus kemarahan publik.

Video tersebut menampilkan seorang pengemudi ojek online (ojol) yang menjadi korban salah sasaran gas air mata saat tengah bekerja, hingga mengungkap dugaan serius terkait penyalahgunaan data pribadinya oleh aparat.

Dalam video yang beredar luas itu, terlihat sang driver ojol dengan wajah yang belepotan pasta gigi pertolongan darurat untuk meredakan efek gas air mata berusaha menahan tangis saat menceritakan kejadian yang baru dialaminya.

Ia mengaku tengah mengantarkan pesanan makanan bersama anaknya ketika tiba-tiba dihujani tembakan gas air mata oleh aparat Brimob, tanpa adanya peringatan.

Baca Juga: Ironis saat terjadinya unjuk rasa, Presiden Prabowo berikan tanda jasa ke Puan Maharani

Dalam situasi panik dan berusaha melindungi sang anak, ia terpaksa membuang makanan pesanan pelanggan senilai Rp135 ribu.

“Makanannya saya buang, harganya 135 ribu. Emang mau Brimob atau pemerintah ganti itu?” katanya dengan suara bergetar, menahan amarah dan kecewa.

Bagi sebagian orang, angka tersebut mungkin kecil. Namun bagi pekerja informal seperti driver ojol, itu bisa menjadi hasil kerja seharian di bawah panas terik dan kemacetan kota.

Kekecewaannya tak berhenti di soal kerugian materi. Ia juga menyuarakan rasa frustasi sebagai rakyat kecil yang merasa tak mendapat perlindungan, justru menjadi korban tindakan represif.

Baca Juga: Profil Pratama Arhan Gugat Cerai Azizah Salsha, Diduga Karena Perselingkuhan Sang Istri

“Lihat dong rakyat kecil, kita udah susah,” ujarnya, menyuarakan kepedihan yang dirasakan banyak masyarakat kecil di tengah situasi ekonomi yang makin sulit.

Namun, video itu memunculkan kejutan lain. Di akhir pernyataannya, sang driver mengungkap dugaan mengejutkan bahwa data pribadinya pernah disalahgunakan oleh oknum aparat.

“Maaf, maaf... kaya data saya pernah dipakai polisi buat pinjol,” ungkapnya lirih.

Pernyataan tersebut langsung mengundang reaksi keras dari warganet. Banyak yang tidak hanya bersimpati atas insiden gas air mata, tetapi juga geram mendengar dugaan penyalahgunaan data pribadi oleh pihak yang seharusnya melindungi masyarakat.