Syafril Firdaus dokter obgyn di Garut mengaku 4 kali lakukan tindakan pencabulan ke pasiennya

BOGORINSIDER.com --Seorang dokter spesialis obstetri dan ginekologi (obgyn) berinisial MSF yang bertugas di Garut kini resmi ditetapkan sebagai tersangka kasus kekerasan seksual terhadap pasien.

Dalam pemeriksaan awal oleh pihak kepolisian, MSF mengakui telah melakukan pelecehan seksual sebanyak empat kali.

“Dari hasil pemeriksaan sementara, pelaku hanya mengakui sekitar empat kali,” ungkap Kapolres Garut AKBP Mochamad Fajar Gemilang saat konferensi pers di Mapolres Garut pada Kamis, 17 April 2025.

Baca Juga: Dokter kandungan Syafril Firdaus terduga pelaku pelecehan seksual di Garut tak lagi berpraktik

Meskipun demikian, Fajar menegaskan bahwa pihaknya masih terus melakukan penyelidikan lebih lanjut terkait dugaan adanya korban lain.

Ada indikasi bahwa aksi bejat dokter tersebut tidak hanya terjadi beberapa kali, tetapi juga melibatkan lebih dari satu pasien.

“Kami masih melakukan pendalaman. Seiring waktu, kami berharap korban-korban lain bersedia untuk melapor agar bisa diketahui jumlah korban sebenarnya,” tambah Fajar.

Pemeriksaan lebih mendalam terhadap MSF yang kini berusia 33 tahun tengah dilakukan guna mengungkap lokasi terjadinya pelecehan, apakah di fasilitas kesehatan tempatnya bekerja atau di lokasi lain.

Baca Juga: Terungkap otak pelaku pembakaran tiga unit mobil kepolisian di Depok ternyata ketua Ormas

“Kami ingin mengetahui apakah tindakan ini dilakukan di tempat praktik resmi atau di luar fasilitas kesehatan,” jelasnya.

Hingga saat ini, baru satu korban yang melaporkan kasus ini secara resmi ke kepolisian. Korban tersebut mengaku mengalami pelecehan di rumah kontrakan pelaku di Garut pada 24 Maret 2025.

Sementara itu, satu korban lainnya masih belum bersedia membuat laporan resmi, meski telah dimintai keterangan sebagai saksi.

Baca Juga: Kronologi dibakarnya tiga unit mobil kepolisian dalam aksi penangkapan tersangka senjata api ilegal di Depok

“Memang ada banyak korban, namun baru satu yang membuat laporan tertulis. Ada satu lagi korban yang belum bersedia melapor secara resmi,” ujar Fajar.