Dokter Richard Lee bongkar borok rekaman suara dugaan pemerasan oleh Doktif 'minta miliaran'

BOGORINSIDER.com --Dokter kecantikan Richard Lee mengungkap rekaman percakapan yang diduga melibatkan seorang influencer dengan nama alias Dokter Detektif atau Doktif.

Dalam rekaman tersebut, sosok yang diduga sebagai Doktif tampak tengah bernegosiasi untuk meminta sejumlah uang kepada seorang pengusaha skincare.

Rekaman tersebut beredar melalui akun Instagram @dhemit_is_back01. Dalam percakapan yang terekam, diduga Doktif meminta sejumlah uang dalam jumlah besar agar produk milik pengusaha skincare tersebut tidak lagi mendapat ulasan negatif.

Baca Juga: Lagi-lagi viral Doktif diduga lakukan pemerasan mencapai 2 juta dollar Singapura setara 24 miliar

Doktif disebut meminta 2 juta dolar Singapura (SGD), yang setara dengan Rp24,18 miliar jika dikonversikan dengan kurs Rp12 ribu per SGD.

"Coba kamu hitung kalkulator, pokoknya dia mintanya di angka dua juta, karena mereka maunya 2 miliar (rupiah). Eh, pinjam handphone, kalkulator," ujar suara perempuan dalam rekaman tersebut, yang diduga merupakan suara Doktif.

Kasus ini memicu perhatian publik, terutama di dunia kecantikan dan bisnis skincare, karena dugaan pemerasan yang melibatkan seorang influencer ternama.

Hingga kini, belum ada klarifikasi resmi dari pihak terkait mengenai kebenaran rekaman tersebut.

Baca Juga: Barang bukti tak cuma rekaman suara, Beredar CCTV diduga Doktif saat negosiasi pemerasan uang

"Satu dolar Singapura itu 11 ribu (rupiah) soalnya. Berarti 20 miliar (rupiah)," ujar suara laki-laki, dikutip pada Selasa (4/3/2025).

Sayangnya, suara dari rekaman tersebut tidak begitu jelas dan terpotong-potong. Hanya saja, sosok yang diduga Doktif sempat menyinggung pejabat dan DPR.

"Pejabat dekat-dekat karena ML nggak dapat, kan aku bongkar. Kamu sebenarnya nggak kena. Kamu pasti kenal," imbuh suara diduga Doktif.

Lalu, suara pria bersama perempuan tersebut kembali meyakinkan bahwa si perempuan yang diduga Doktif meminta uang sekitar Rp20 miliar.

"Jadi mintanya di angka dua puluhan? Terus apa jaminannya? Kalau misalkan, jadi nggak bakal diganggu?" kata laki-laki itu lagi.