Kemudian pada Senin (29/4/2024) Supriyani dipanggil sebagai terlapor di Polsek Baito. Di situ ia dimintai keterangan, mulai dari kejadian yang dituduhkan hingga adanya luka di paha siswa. Supriyani kekeuh tidak tahu karena memang tidak pernah melakukan.
Pemeriksaan berlanjut ke guru-guru lainnya. Para guru juga mengaku tidak tahu kejadian pemukulan yang dituduhkan.
Mereka menduga luka tersebut adalah luka bermain yang karena suatu dan lain hal akhirnya dituduhkan kepada salah seorang guru.
”Sampai akhirnya, sama penyidik diarahkan untuk datang ke rumah orangtua siswa untuk meminta maaf. Kami bertanya kenapa sampai minta maaf padahal tidak melakukan. Tapi dijawab biar kasusnya cepat selesai. Lalu, kami tanya lagi kalau ternyata nanti tidak diterima dan menjadi tersangka bagaimana? Tidak apa-apa kata penyidik,” ceritanya.
Bersama kepala sekolah, mereka akhirnya mendatangi rumah pelapor. Diiringi isak tangis, Supriyani meminta maaf jika ada salah. Namun, tetap tidak mengakui jika melakukan pemukulan. Mereka tetap marah, dan berjanji akan ada kejelasan beberapa hari ke depan.
Hanya saja, mereka tidak mendapat kabar baik. Malah, Supriyani dipanggil kembali untuk diperiksa di Polsek Baito. Di situ ia kembali tidak mengakui perbuatan yang dilakukan meski menceritakan datang untuk meminta maaf.
”Hingga kami dipanggil kembali oleh Kapolsek Baito, di mana di situ juga ada orangtua siswa. Kami diminta musyawarah. Tapi diminta Rp 50 juta, dan tidak mengajar kembali agar bisa damai. Kami mau dapat uang di mana Pak? Saya hanya buruh bangunan,” terangnya.
Kepala SDN 4 Konsel Sanaa Ali mengungkapkan, sejak awal pihak sekolah tidak pernah membenarkan adanya kejadian pemukulan oleh Supriyani. Sebab, di waktu yang dituduhkan, semuanya berjalan normal dan tidak ada siswa yang dipukul guru.
Bahkan, pada hari yang dituduhkan, Supriyani mengajar di kelas IB, sementara sang anak belajar di kelas IA. Jika terjadi pemukulan, anak-anak tentu akan berteriak dan sekolah menjadi riuh. Namun, hal tersebut tidak terjadi.
”Jadi, kami menuntut agar guru kami dibebaskan dari segala tuntutan, dan ditangguhkan penahanannya. Terlebih lagi, beliau saat ini mendaftar P3K dan akan ikut tes setelah mulai honor sejak 2009,” ucapnya.
Kepala Polres Konsel Ajun Komisaris Besar Febri Syam membenarkan April lalu ada orangtua siswa kelas IA di SDN 4 Baito melaporkan Supriyani atas dugaan pemukulan. Pemukulan itu menyebabkan luka di paha anak mereka.
Menurut Febri, luka tersebut diketahui pertama kali oleh ibu korban. Saat ditanya, sang anak menjawab jika luka itu akibat jatuh saat bermain di sawah. Namun, saat kembali ditanyakan keesokan harinya, sang anak bilang akibat dipukul salah seorang gurunya, yaitu Supriyani.
Setelah orangtua anak tersebut melapor, sejumlah langkah telah dilakukan. Seorang penyidik saat itu juga mengarahkan Supriyani untuk meminta maaf terhadap orangtua murid tersebut, tetapi pelaporan tetap berlanjut.
”Sejak kasus berlanjut sejumlah langkah mediasi telah dilakukan. Namun, karena tidak ada titik temu kasus berlanjut hingga dilimpahkan ke kejaksaan, dan saat ini ditahan,” ucapnya.
Artikel Terkait
Dilaporkan Agus Salim ke Polisi, tanggapan santai Pratiwi Noviyanthi 'tuhan bersama orang benar'
Kronologi Pratiwi Noviyanthi susah payah kumpulkan donasi untuk Agus Salim, malah digunakan korban untuk foya-foya
Hotman Paris buka suara dugaan penggelapan donasi 1,5 M yang dilakukan Agus Salim
Raffi Ahmad sah dilantik di Istana Kepresidenan menjadi utusan khusus Presiden
Berikut 7 nama selain Raffi Ahmad yang dilantik dalam upacara di Istana Negara Jakarta