Sudah sering lakukan KDRT ke pasangannya, alasan korban susah lepas padahal sudah sering dipukul

photo author
- Kamis, 15 Agustus 2024 | 09:53 WIB
Armor suami Cut Intan Nabila lakukan KDRT. Foto/Instagram (Foto/Instagram)
Armor suami Cut Intan Nabila lakukan KDRT. Foto/Instagram (Foto/Instagram)

BOGORINSIDER.com --Armor Toreador, suami dari selebgram Cut Intan Nabila, mengakui kepada pihak kepolisian bahwa dirinya telah melakukan kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) terhadap istrinya sejak tahun 2020.

Pengakuan ini muncul setelah kasus kekerasan yang dialami Cut Intan Nabila menjadi viral di media sosial.

Dalam salah satu unggahannya yang viral, Cut Intan Nabila mengungkapkan bahwa dirinya telah menjadi korban kekerasan berulang kali.

Meski telah memaafkan suaminya beberapa kali, akhirnya Cut Intan memutuskan untuk melaporkan kasus KDRT yang dialaminya kepada pihak berwajib.

Baca Juga: KemenPPPA prihatin atas kasus KDRT yang dialami Cut Intan Nabila, speakup mental korban dan anaknya

Korban KDRT sering kali mengalami kesulitan untuk melepaskan diri dari pelaku dan cenderung mempertahankan pernikahan mereka, meskipun sudah mengalami kekerasan berulang.

Alasan di balik keputusan ini bervariasi, mulai dari kelekatan emosional hingga faktor materi.

Psikolog klinis Anastasia Sari menjelaskan bahwa ada banyak faktor yang membuat korban kekerasan, seperti dalam kasus KDRT, merasa terpaksa mempertahankan hubungan mereka.

"Korban mungkin merasa tidak cukup 'percaya diri' untuk berdiri sendiri, baik secara finansial maupun emosional, sehingga sulit untuk melepaskan diri dari pelaku," ujar Sari dalam wawancara dengan detikcom pada Rabu, 14 Agustus 2024.

Baca Juga: Armor Toreador lakukan tes urine usai dengan keji lakukan KDRT Cut Intan Nabila dan anaknya, hasilnya ternyata

Selain itu, Sari juga menyoroti faktor sosial yang turut mempengaruhi keputusan korban. Menurutnya, banyak korban KDRT yang enggan dianggap gagal atau malu menjadi bahan perbincangan sosial, sehingga mereka memilih untuk bertahan.

"Faktor sosial juga memainkan peran, korban mungkin merasa malu jika dipandang gagal dalam hubungan, dan ini bisa menjadi alasan mengapa mereka sulit melepaskan diri," tambahnya.

Sari juga mengungkapkan bahwa pelaku KDRT sering kali memiliki sifat manipulatif yang membuat korban semakin sulit untuk keluar dari lingkaran kekerasan tersebut.

Kondisi ini dapat membuat korban menjadi kebingungan untuk mengambil keputusan karena pelaku lihai dalam menggambarkan situasi yang terjadi seolah-olah merupakan salah dari korban. Korban akhirnya menjadi takut dan malu untuk mengambil keputusan.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Rosa Nilasari

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

Elegan di Tengah Isu: Citra Publik Raisa Tetap Kuat

Kamis, 23 Oktober 2025 | 10:28 WIB

Fenomena Netizen: Mengapa Publik Begitu Ingin Tahu?

Kamis, 23 Oktober 2025 | 10:21 WIB

Rahasia Kekuatan Hubungan Raisa dan Hamish Daud

Kamis, 23 Oktober 2025 | 10:09 WIB

Tekanan di Balik Popularitas: Kisah Raisa & Hamish

Kamis, 23 Oktober 2025 | 09:58 WIB

Hapus Foto, Viral Seketika: Fenomena Raisa & Hamish

Kamis, 23 Oktober 2025 | 09:42 WIB

Rumor Cerai: Raisa Menggugat Suami Setelah 8 Tahun

Kamis, 23 Oktober 2025 | 09:07 WIB

Terpopuler

X