BOGORINSIDER.com --Suardi, seorang sopir ambulans di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) AM Djoen Sintang, Kalimantan Barat (Kalbar), diduga menelantarkan dan menurunkan jenazah bayi di sebuah SPBU.
Tindakan ini dilakukan karena Suardi tidak mendapatkan biaya tambahan untuk bensin.
Kejadian bermula ketika keluarga jenazah bayi diminta membayar Rp1,56 juta oleh Suardi untuk biaya perjalanan. Setelah ada intervensi dari seorang anggota dewan yang membantu berkomunikasi, keluarga hanya perlu membayar Rp690 ribu kepada kasir.
Namun, setelah mencapai SPBU Bujang Beji di Sintang, Suardi kembali meminta uang tambahan dari keluarga.
Baca Juga: Viral sopir ambulans ngamuk tidak dikasih uang BBM hingga turunkan jenazah dipinggir jalan
Akhirnya, Suardi meminta Rp500 ribu lagi dari keluarga. Setelah insiden tersebut, Suardi mengaku bersalah dan meminta maaf kepada keluarga pasien atas perbuatannya yang tidak menyenangkan.
"Saya atas nama pribadi siap salah. Yang salah bukan pihak rumah sakit. Saya sendiri yang salah. Mungkin penyampaian saya tidak benar ke keluarga pasien," ujar Suardi.
Kejadian ini menyoroti pentingnya transparansi dan komunikasi yang jelas antara sopir ambulans dan keluarga pasien, terutama dalam situasi yang sangat sensitif seperti pengangkutan jenazah. Kasus ini juga menarik perhatian publik dan memperkuat kebutuhan akan regulasi yang lebih ketat dalam layanan ambulans.
Dimutasi
Suardi Sopir ambulans RSUD AM Djoen Sintang yang menurunkan jenazah bayi di SPBU karena biaya bensin, kini telah dimutasi.
Direktur RSUD AM Djoen Sintang Ridwan Pane mengatakan, pihaknya telah mengambil langkah tegas sesuai dengan kronologi yang disampaikan oleh Dinas Kesehatan Kabupaten Sintang.
Baca Juga: Diduga bukan bunuh diri, pasanga lansia derita sakit keras dan meninggal hingga membusuk
“Penelantaran jenazah ini dilakukan oleh seorang oknum supir yang bertindak di luar prosedur yang berlaku di rumah sakit,” kata Ridwan dalam keterangan tertulis, Selasa (16/6/2024) seperti dikutip serambinews.com dari Kompas.com.
Ridwan menegaskan, atas perbuatannya, sopir ambulans tersebut telah dikenai sanksi berupa mutasi jabatan sesuai dengan mekanisme kepegawaian yang berlaku.
Artikel Terkait
Kejam! kronologi pasangan lansia tidak dijenguk anaknya sampai tewas membusuk
Alasan 3 anak lansia tidak pernah menjenguk orang tuanya yang sudah lansia hingga tewas membusuk di rumah
Potret pemakaman pasangan lansia yang tewas membusuk di rumah, tidak pernah dijenguk anaknya
Salah satu anak pasangan lansia tewas membusuk di rumah Jonggol akhirya muncul, ternyata tinggal diluar kota
Diduga bukan bunuh diri, pasanga lansia derita sakit keras dan meninggal hingga membusuk