Harvey Moeis belikan kado ulang tahun sang anak pesawat jett, netizen curiga dari uang korupsi rtimah 271 triliun

Kejaksaan Agung menegaskan bahwa Harvey Moeis ditetapkan sebagai tersangka dalam kasus dugaan tindak pidana korupsi terkait tata niaga komoditas timah di wilayah izin usaha pertambangan (IUP) PT Timah Tbk pada rentang tahun 2015 hingga 2022.

Baca Juga: Suaminya menjadi tersangka kasus korupsi timah triliunan, pernikahan Sandra Dewi dan Harvey Moeis di kuliti

Penetapan ini terjadi setelah Harvey Moesis menjalani serangkaian pemeriksaan oleh tim penyidik dari Direktorat Penyidikan Jaksa Agung Muda Bidang Tindak Pidana Khusus (JAM PIDSUS).

Lebih lanjut, Harvey Moesis telah diberikan rompi tahanan berwarna pink oleh pihak Kejagung.

Sebagai pemegang saham perusahaan PT Refined Bangka Tin (RBT), Harvey Moeis awalnya hanya berstatus sebagai saksi dalam kasus ini.

Namun, statusnya kemudian berubah menjadi tersangka setelah diduga terlibat sebagai kepanjangan tangan dari dua tersangka lainnya yang merupakan pejabat di RBT.

Harvey Moeis juga diduga terlibat dalam mengakomodir kegiatan pertambangan ilegal di wilayah IUP PT Timah.

Baca Juga: Usai suaminya, sekarang giliran Sandra Dewi menjadi tersangka otw di cibir netizen: pantes privat harta!

Kepala Pusat Penerangan Hukum (Kapuspenkum) Kejagung, Ketut Sumadena, menjelaskan bahwa pada tahun 2018 hingga 2019, Harvey Moesis sebagai Perwakilan PT RBT melakukan kontak dengan tersangka MRPT alias RZ, yang menjabat sebagai Direktur Utama PT Timah Tbk.

Kontak ini diduga dilakukan untuk mengakomodir penambangan ilegal di wilayah IUP PT Timah Tbk.

Pertemuan antara Harvey Moesis dan MRPT alias RZ menghasilkan kesepakatan kerja sewa-menyewa peralatan pengolahan timah di wilayah IUP Timah.

Harvey Moeis kemudian menginstruksikan pemilik smelter untuk mengeluarkan keuntungan bagi dirinya sendiri serta tersangka lain yang telah ditahan sebelumnya, dengan dalih dana Corporate Social Responsibility (CSR) yang disalurkan melalui PT QSE yang difasilitasi oleh tersangka HLN.