Akhirnya, kereta yang semula jadwal berangkat siang hari menjadi berangkat sekitar pukul 16.00 WIB. Lantaran para pelajar tersebut tetap nekat dan tidak mengindahkan peringatan petugas dengan kembali menaiki atas gerbong setelah keluar dari dalam gerbong, akhirnya terjadilah peristiwa maut tersebut.
“20 tahun lalu ada tragedi di terowongan daerah Bogor, 11 orang pelajar meninggal di ntempat,” kata Ama Nkk melalui akun Facebook miliknya.
Baca Juga: Jadi Sejarah, Simak Deretan Kesaksian dari Kecelakaan Tragis di Terowongan Paledang Bogor
“Kalau dengar+nyimak cerita Terowongan Paledang Bogor kok merinding… tahun 2000_an umurku masih 3 tahun. Belum tahu apa-apa, tapi kalo sekarang tiap denger merindingnya bukan main, gusti nu agung ga kebayang. Boro-boro liat kecelakaan yang super tragis, liat orang jatuh dari motor ajah udah parno duluan.,” beber Fenti Ardiyantii melalui akun Facebook miliknya, Kamis (26/3/2020).
“Mungkin lagi pada cari info tentang daerahnya kali, menghilangkan jenuh libur,” kata Rerey, warga Paledang, dikutip dari Bogorinsider.com.
Sebelumnya diberitakan di Pojokbogor.com, di balik angkernya Terowongan Paledang, tersimpan cerita haru. Rel perlintasan kereta peninggalan zaman Belanda itu dibuat dengan berdarah-darah.
Bukan saja banjir keringat, tapi tak sedikit pribumi yang menjadi pekerja rodi tewas saat membangun rel yang menghubungkan Bogor ke Sukabumi itu.
Warga setempat percaya jika terowongan Paledang yang sering jadi perlintasan itu memiliki aura mistis. Sebab, rel itu dibangun dengan nyawa para pekerja rodi.
Menurut orang tua dulu, Belanda mempekerjakan warga Indonsesia yang berasal dari berbagai daerah untuk membuat rel kereta dengan sistem kerja rodi.
Tidak sedikit pekerja yang meninggal saat membuat bantalan kereta yang terbuat dari kayu. “Katanya banyak perkerja yang meninggal saat membuat bantal rel kereta. Wajar saja kalau sekarang suka terjadi musibah,” kata Ketua RT 03/07 Uus Usman.
Baca Juga: Sebelum Kecelakaan Tragis di Terowongan Paledang Bogor, Ketahui Kisah Haru Rel Sekitar Terowongan
Apalagi sejak tragedi berdarah menewaskan 20 muda-mudi yang hendak berkemah di wilayah Sukabumi. Sejak insiden itu, tak sedikit warga yang sering mendengar suara orang membawa ransel. Namun begitu diamati tak ada sosok yang terlihat.
“Yang sering lihat hantu tanpa kepala anak saya, Mayang. Nggak tahu mereka mau berterima kasih sudah dibantu atau menyampaikan sesuatu, yang pasti tidak mengganggu,” kata salah seorang warga yang tinggal tak jauh dari lokasi, Eneng.
Sampai sekarang ia juga masih ingat detik-detik tragedi itu terjadi. Dengan mata telanjang ia melihat ransel besar yang biasa dibawa para pendaki berserakan bersama tubuh para pendaki yang meregang nyawa karena menghantam tembok terowongan.
“Ada yang tangan dan kakinya terputus, isi perutnya keluar hingga kepalanya putus. Yang bikin saya merinding saat melihat kepala orang terputus di tempat sampah,” tandasnya.***
Artikel Terkait
Kisah Tragis Puluhan Pelajar Tewas di Terowongan Paledang Bogor, Pelajaran Bagi Anak Muda
Cerita Horor Curug Balong Endah Bogor, Sosok Wanita Hitam Tertangkap Kamera
Kisah Horor di Curug Cikuluwung Bogor, Tidak Boleh Menggunakan Baju Merah
Cerita Horor Curug Seribu Bogor, Ada yang Tenggelam Hingga Banyan yang Kesurupan
Kisah Horor Curug Panjang Bogor, Terdapat Pintu Menuju Ke dunia Lain