BOGORINSIDER.COM -Bagaimana sejarah bom Hirosima dan Nagasaki? Penghancuran Hiroshima tidak cukup untuk meyakinkan Dewan Perang Jepang untuk menerima permintaan Konferensi Potsdam untuk menyerah tanpa syarat.
Karena kekeraskepalaan Jepang, Amerika Serikat awalnya berencana untuk menjatuhkan bom atom kedua, yang dikenal sebagai "Fat Boy", pada 11 Agustus, tetapi cuaca buruk hari itu diperkirakan akan membuat pengeboman itu maju hingga 9 Agustus. Berikut ini adalah sejarah bom Hiroshima dan Nagasaki.
Jadi, pada pukul 1:56 pagi, sebuah pesawat pengebom B-29 "Bockscar" yang dimodifikasi khusus dan komandan tetapnya, Frederick Bock, lepas landas dari Tinian di bawah komando Mayor Charles W. Sweeney. Simak lebih lanjut sejarah bom Hiroshima dan Nagasaki.
Proyek Manhattan
Bahkan sebelum pecahnya perang pada tahun 1939, sekelompok ilmuwan Amerika yang banyak di antaranya adalah pengungsi dari rezim fasis di Eropa, prihatin dengan penelitian senjata nuklir yang dilakukan di Nazi Jerman.
Pada tahun 1940, pemerintah AS mulai mendanai program pengembangan senjata atomnya sendiri, yang berada di bawah tanggung jawab bersama Kantor Penelitian dan Pengembangan Ilmiah dan Departemen Perang setelah AS masuk ke dalam Perang Dunia II.
Korps Insinyur Angkatan Darat AS ditugaskan untuk mempelopori pembangunan fasilitas besar yang diperlukan untuk program rahasia, dengan nama kode "Proyek Manhattan" (untuk distrik Manhattan korps teknik).
Selama beberapa tahun berikutnya, para ilmuwan program bekerja untuk memproduksi bahan utama untuk fisi nuklir, yakni uranium-235 dan plutonium (Pu-239). Mereka mengirimnya ke Los Alamos, New Mexico, di mana sebuah tim yang dipimpin oleh J. Robert Oppenheimer bekerja untuk mengubah bahan-bahan ini menjadi bom atom yang bisa diterapkan.
Pada pagi hari tanggal 16 Juli 1945, Proyek Manhattan mengadakan uji coba pertama yang berhasil atas perangkat atom, bom plutonium, di lokasi uji Trinity di Alamogordo, New Mexico.
Baca Juga: Penawaran Gaji Rp10 Juta Jadi Driver Ojol dari Pesaing Grab
Jepang Menolak untuk Menyerah
Pada saat ujian Trinity, kekuatan Sekutu telah mengalahkan Jerman di Eropa. Jepang, bagaimanapun, bersumpah untuk berjuang sampai akhir yang pahit di Pasifik, meskipun ada indikasi yang jelas bahwa mereka memiliki sedikit peluang untuk menang.
Faktanya, antara pertengahan April 1945 (ketika Presiden Harry Truman menjabat) dan pertengahan Juli, pasukan Jepang menimbulkan korban Sekutu yang berjumlah hampir setengah dari yang diderita dalam tiga tahun penuh perang di Pasifik, membuktikan bahwa Jepang menjadi lebih mematikan ketika menghadapi kekalahan.
Artikel Terkait
Lisa BLACKPINK Menjadi Perempuan Satu-satunya dan yang Pertama Di Puncak Hot Trending Billboard
Yesss! SEVENTEEN akan Konser di Jakarta Pada Bulan September 2022, Berikut Ini Cara dan Harga Tiketnya
Viral Nenek Menikah Lagi di Tepi Danau Bogor Raya, Cucu-cucunya yang Jomblo Cuma Bisa Nangis Ngeliatin
Tertangkap Hendak Kirim Bibit Koka ke Luar Negeri, Pelaku Mengaku Dapat Biji Kokain dari Kebun Raya Bogor
Kota Bogor Wacanakan Pembangunan Food Station Halal, Wow! Modalnya Sampai Rp 300 Miliar