BOGORINSIDER.com -- Ada banyak istilah dalam dunia politik dalam rangka membeli suara untuk memenangkan calon tertentu.
Lalu benarkah serangan fajar adalah salah satu tindakan korupsi? Ternyata kegiatan tersebut masuk ke dalam salah satu politik uang yang harus ditolak.
Politik uang dan jual beli suara merupakan jenis pelanggaran yang rawan terjadi di negara demokrasi ini.
"Korupsi itu menyelewengkan dua hal, yaitu kewenangan dan uang." ujar Wakil Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi, dalam pidato pembukaan Roadshow bus KPK 2023 di Depok. Selanjutnya, "Jika calon pemimpin tersebut sudah menyuap rakyatnya, maka saat menang pemilu nanti akan meminta modalnya kembali." beliau menambahkan. KPK bukan hanya gencar melakukan penangkapan terhadap para koruptor, tetapi KPK juga menanamkan nilai-nilai anti korupsi yang lebih manusiawi.
Sebentar lagi Indonesia akan menggelar pesta pemilihan umum (pemilu). Kita diminta untuk memilih pemimpin yang adil dan bisa melayani rakyat dengan baik. Maksudnya adalah kita harus memilih pemimpin yang tidak menyuap rakyatnya.
Maka dari itu, jika ada calon pemimpin yang memberikan serangan fajar kita harus bisa menolaknya. Hal ini karena serangan fajar merupakan indikasi dari tindakan korupsi.
Serangan Fajar Adalah Indikasi Tindakan Korupsi
Sejak adanya pemilu langsung tahun 2004, vote buying (pembelian suara) sering terjadi dalam praktik pemilihan di Indonesia.
Serangan fajar merupakan salah satu jenis vote buying yang dilakukan sebelum pencoblosan berlangsung atau bahkan beberapa hari sebelum pemilu.
Praktik ini akan mempengaruhi suara pemilih dalam memilih calon pemimpin tertentu. Lalu apa yang dimaksud dengan serangan fajar?
Serangan fajar adalah sebutan untuk istilah vote buying atau money politic (politik uang), yang dilakukan oleh beberapa orang untuk memenangkan calon yang akan menduduki posisi sebagai pemimpin politik.
Artikel Terkait
LSAK sebut Komisi Pemberantasan Korupsi alias KPK tiap pekannya selalu mendapatkan serangan terorganisir
Waduh tidak disangka! Kuncoro Wibowo menjadi tersangka kasus korupsi hingga skandal dengan sekretaris
Sebelum ditetapkan sebagai tersangka kasus korupsi Kuncoro Wibowo mengundurkan diri karena faktor keluarga
Menjadi tersangka kasus korupsi, profil dan biodata Kuncoro Wibowo disorot mundur dari Direktur Transjakarta
Harus menelan obat parit Rafael diancam penjara puluhab tahun usai jadi tersangka oleh KPK dugaan korupsi