BOGORINSIDER.com — Susu steril dikenal sebagai minuman sehat dan praktis, tersedia dalam kemasan yang bisa disimpan lama tanpa pendinginan. Proses sterilisasi, baik dengan metode UHT (Ultra High Temperature) maupun pasteurisasi, membuat susu lebih aman dari bakteri berbahaya seperti Salmonella, E. coli, atau Listeria. Namun, meskipun bebas kuman, susu steril tidak selalu cocok untuk semua orang.
Mengapa susu steril bisa menimbulkan masalah?
Proses sterilisasi memanaskan susu pada suhu tinggi sehingga sebagian nutrisi sensitif, seperti vitamin C dan tiamin (vitamin B1), berkurang. Sementara mineral seperti kalsium, fosfor, dan kalium tetap terjaga. Bagi sebagian orang dengan kondisi kesehatan tertentu, protein dan gula alami dalam susu bisa memicu reaksi tubuh yang tidak diinginkan.
Berikut beberapa kelompok yang sebaiknya berhati-hati atau bahkan menghindari susu steril:
- Penderita alergi susu
Alergi susu berbeda dari intoleransi laktosa. Pada alergi, sistem imun bereaksi terhadap protein susu dengan memproduksi antibodi immunoglobulin E (IgE). Reaksi ini bisa memunculkan gejala ringan seperti ruam kulit, muntah, dan diare, hingga kondisi parah seperti anafilaksis yang membutuhkan penanganan medis segera.
- Penderita intoleransi laktosa
Intoleransi laktosa terjadi ketika tubuh kekurangan enzim laktase untuk memecah gula susu (laktosa). Konsumsi susu steril biasa bisa menimbulkan kembung, gas, dan diare. Alternatifnya adalah susu steril bebas laktosa atau produk fermentasi seperti yogurt yang lebih mudah dicerna.
- Penderita sensitivitas kasein
Kasein adalah protein utama dalam susu sapi. Beberapa orang mengalami sensitivitas terhadap kasein yang memicu inflamasi atau gangguan pencernaan. Gejalanya bisa berupa nyeri perut, diare, hingga reaksi inflamasi di bagian tubuh lain.
- Orang dengan gangguan pencernaan kronis
Susu, meskipun steril, mengandung protein dan lemak yang bisa membebani pencernaan bagi mereka dengan gangguan kronis seperti sindrom iritasi usus atau penyakit Crohn. Konsultasi dengan dokter atau ahli gizi diperlukan sebelum rutin mengonsumsi susu.
- Pasien dengan masalah ginjal tertentu
Kandungan protein dan mineral tinggi pada susu bisa meningkatkan beban kerja ginjal, terutama bagi penderita gagal ginjal atau kondisi ginjal kronis.
- Penderita intoleransi histamin atau alergi lain
Beberapa susu, terutama yang telah diproses lama, dapat mengandung histamin atau pemicu alergi lain. Hal ini bisa menimbulkan reaksi alergi pada orang sensitif.
Orang dengan kondisi metabolik khusus