3. Internalisasi Stigma
Perempuan yang terus-menerus diberi pesan bahwa darah haid itu kotor cenderung menginternalisasi perasaan jijik terhadap tubuhnya sendiri. Dalam jangka panjang, ini bisa menurunkan body image dan kesehatan mental secara umum.
Perlu Edukasi yang Mampu Menantang Stigma
Untuk menghentikan lingkaran stigma ini, edukasi seputar menstruasi harus menyasar fakta ilmiah dan sekaligus mematahkan mitos budaya. Program-program edukasi seperti yang dilakukan oleh Poltekkes Kemenkes Jakarta III sangat penting karena:
- Mengajarkan bahwa haid adalah proses alami dan sehat.
- Membekali remaja dengan informasi akurat tentang kebersihan menstruasi.
- Mendorong siswa laki-laki untuk lebih empatik dan menghormati proses biologis perempuan.
Kesimpulan: Menstruasi Bukan Aib, Tapi Bukti Fungsi Tubuh yang Sehat
Sudah saatnya masyarakat berhenti menyebut darah haid sebagai sesuatu yang kotor. Darah ini adalah penanda kesehatan, bukan sesuatu yang harus ditutupi atau disembunyikan. Perubahan cara pandang terhadap haid tidak hanya membuat perempuan merasa lebih nyaman dengan tubuhnya, tapi juga membangun masyarakat yang lebih inklusif dan berkeadilan gender.
Dengan menghapus stigma, kita memberi ruang bagi generasi perempuan yang tumbuh tanpa rasa malu terhadap tubuhnya sendiri.