BOGORINSIDER.com - Menstruasi Masih Dipandang Kotor? Sudah Saatnya Ubah Cara Pandang. Dalam banyak budaya, menstruasi masih dianggap sebagai sesuatu yang “najis”, “kotor”, atau bahkan “memalukan”. Meskipun ilmu pengetahuan telah berkembang pesat, mitos ini masih melekat kuat di masyarakat dan sering kali diwariskan secara turun-temurun. Akibatnya, banyak perempuan tumbuh dengan rasa malu, jijik, atau bahkan bersalah terhadap proses biologis yang sepenuhnya alami: haid.
Padahal, darah haid bukanlah kotoran atau limbah tubuh yang harus disembunyikan. Ia adalah bagian dari sistem reproduksi yang sehat, tanda bahwa tubuh perempuan sedang berfungsi sebagaimana mestinya.
Mitos-Mitos Umum tentang Darah Haid
“Darah haid itu kotor dan beracun.”
➤ Faktanya: Darah haid berasal dari peluruhan lapisan dinding rahim yang tidak dibuahi. Komposisinya terdiri dari darah, lendir, dan jaringan tubuh bukan racun.
“Perempuan haid tidak boleh memasak atau menyentuh tanaman.”
➤ Faktanya: Tidak ada dasar ilmiah untuk hal ini. Larangan semacam ini justru melanggengkan diskriminasi dan mengasingkan perempuan dari aktivitas sosial.
“Haid itu aib dan harus disembunyikan dari laki-laki.”
➤ Faktanya: Haid adalah proses biologis, bukan rahasia gelap. Menyembunyikannya justru memperkuat stigma dan membatasi diskusi terbuka tentang kesehatan reproduksi.
Dampak Psikologis dari Anggapan Bahwa Haid Itu Kotor
Anggapan bahwa darah haid itu kotor ternyata tidak hanya memengaruhi cara perempuan diperlakukan oleh masyarakat, tapi juga membentuk cara mereka memandang tubuh dan harga dirinya sendiri. Berikut beberapa dampaknya:
1. Rasa Malu dan Rendah Diri
Remaja perempuan yang tumbuh dengan keyakinan bahwa haid itu menjijikkan cenderung menyembunyikan menstruasinya. Mereka bisa merasa malu menggunakan pembalut di depan umum, atau enggan membicarakan nyeri haid kepada guru atau orang tua.
2. Kecemasan Sosial
Takut bocor, takut dipermalukan, atau takut diejek teman laki-laki sering membuat perempuan merasa tegang sepanjang hari ketika sedang haid. Ini bisa memengaruhi performa akademik dan kepercayaan diri di ruang publik.