Baca Juga: 10 Resep Kuliner Khas Imlek yang Menggugah Selera, Salah Satunya Ada Babi Panggang
Untuk mengusir Nian, masyarakat Tionghoa mengadakan perayaan dengan menyalakan kembang api, memukul drum, dan menggunakan warna merah yang diyakini dapat menakuti makhluk tersebut.
Dari situlah muncul tradisi penggunaan warna merah dalam perayaan Imlek sebagai simbol keberanian dan perlindungan.
Namun, di balik cerita seram tentang Nian, ada pesan yang mendalam tentang keberanian dan persatuan.
Tradisi ini mengajarkan bahwa dengan bersatu dan berani, manusia dapat menghadapi segala tantangan dan mengusir keburukan dari kehidupan mereka.
Berkah di Balik Kue Keranjang: Simbol Kemakmuran dan Kesejahteraan
Selain tradisi Nian, kue keranjang atau "niangao" juga memiliki makna yang dalam dalam perayaan Imlek.
Kue yang terbuat dari tepung ketan ini melambangkan kemakmuran dan kesejahteraan dalam hidup.
Menurut legenda, kue keranjang dipercaya dapat membawa keberuntungan bagi siapa saja yang memakannya.
Oleh karena itu, kue ini seringkali menjadi hidangan wajib yang disajikan selama perayaan Imlek.
Namun, lebih dari sekadar hidangan lezat, kue keranjang juga mengajarkan tentang pentingnya mensyukuri rezeki dan berbagi dengan sesama.
Dengan berbagi kue keranjang kepada keluarga dan tetangga, masyarakat Tionghoa percaya bahwa keberuntungan dan kemakmuran akan melimpah dalam hidup mereka.
Menjaga Tradisi Hidup: Kunci Keberuntungan di Masa Depan
Dalam era modern yang serba cepat ini, tradisi-tradisi kuno seringkali terabaikan atau dilupakan.
Namun, keberuntungan dan berkahi dari tradisi Imlek tetap relevan dan penting bagi banyak orang.