BOGORINSIDER.com - Pernah gak sih, kamu baru saja mendengar kabar duka entah itu tentang teman, saudara, atau bahkan seseorang yang gak terlalu dekat lalu tiba-tiba badanmu jadi lemas, mual, sakit kepala, bahkan demam ringan?
Padahal kamu tidak berlari ke mana-mana, tidak angkat beban, dan tidak kurang tidur. Tapi tubuhmu bereaksi seolah-olah habis ditabrak kehidupan.
Kok bisa? Kenapa kabar duka bisa bikin fisik kita ikut tumbang? Ini bukan kamu yang lebay. Ada penjelasan ilmiahnya, dan jawabannya ada di hubungan erat antara pikiran, emosi, dan tubuh manusia.
1. Otak Tidak Bisa Bedakan Emosi dan Ancaman Fisik
Saat kamu menerima kabar duka, otak langsung memprosesnya sebagai ancaman besar walaupun bentuknya bukan bahaya fisik. Otak kita belum terlalu pintar membedakan luka emosional dengan luka fisik.
Akibatnya, sistem saraf simpatis aktif. Inilah sistem yang mengatur respons “fight or flight” atau “lawan atau lari.”
Detak jantung meningkat, tekanan darah naik, dan hormon stres seperti kortisol serta adrenalin dilepaskan. Semua ini bisa bikin tubuh:
- Gemetar
- Lemas
- Mual
- Jantung berdebar
- Sakit kepala
- Badan pegal
- Nafsu makan hilang
Kabar duka menyentuh inti emosimu, dan tubuhmu ikut bereaksi seolah sedang “melindungi” diri dari serangan.
2. Emosi yang Berat Bisa Menguras Energi Fisik
Kesedihan, kehilangan, rasa bersalah, syok semua itu adalah beban emosional berat yang butuh energi besar untuk diproses. Dan seperti halnya otot yang capek habis olahraga, otak juga bisa kelelahan setelah menerima beban emosi tinggi.
Inilah kenapa setelah menangis lama atau setelah duduk diam menatap tembok usai menerima kabar duka, kamu merasa kehabisan tenaga seperti habis maraton.
3. Reaksi Trauma Mikro (Micro Trauma Response)
Meskipun kamu merasa “baik-baik saja” secara sadar, kabar duka bisa memicu reaksi trauma kecil (mikro) di otak dan tubuh. Misalnya:
- Tiba-tiba memunculkan kenangan duka lama
- Membangkitkan rasa takut akan kehilangan lagi
- Membuatmu overthinking tentang kematian sendiri atau orang terdekat lainnya
Semua ini menciptakan ketegangan dalam sistem saraf. Dan ketika ketegangan ini berlangsung terus-menerus tanpa pelepasan yang sehat, tubuh jadi jatuh sakit.
4. Keterhubungan Emosional dan Perasaan Tak Siap
Artikel Terkait
Sabet Juara-3 Lomba Teknologi Tepat Guna, Kota Bekasi Terima Penghargaan Posyantek dan Lurah Terbaik di Jabar
Dedie Rachim Kian Meredup Sendi Paling Gak Disukai Netizen Instagram Radar Bogor, Polling Urutan Buncit