BOGORINSIDER.com - Seiring dengan berjalannya waktu, virus penyebab Covid-19, yaitu SARS-CoV-2, terus bermutasi dan menghasilkan berbagai varian baru.
Salah satu varian yang kini mulai mendapat perhatian dari dunia medis dan para ilmuwan adalah varian Nimbus.
Meskipun belum sepopuler varian Delta atau Omicron dalam hal penyebaran global, Nimbus menunjukkan karakteristik gejala yang cukup mencolok dan berbeda dari varian sebelumnya.
Salah satu gejala yang paling sering dikeluhkan oleh pasien yang terinfeksi varian ini adalah sakit tenggorokan yang sangat tajam dan menusuk, bahkan digambarkan seperti "disayat silet."
Gejala ini bukanlah nyeri tenggorokan biasa yang kerap terasa gatal atau tidak nyaman saat menelan.
Pada kasus varian Nimbus, rasa sakit yang muncul terasa lebih intens, mendalam, dan menyakitkan hingga mengganggu aktivitas sehari-hari, termasuk makan, berbicara, dan bahkan menelan ludah.
Para ahli menyebutkan bahwa gejala ini muncul akibat peradangan hebat di bagian saluran pernapasan atas, terutama pada area faring dan laring.
Virus ini memicu reaksi inflamasi yang lebih agresif, menyebabkan lapisan mukosa di tenggorokan menjadi sangat sensitif dan terasa nyeri berlebihan.
Meski begitu, secara keseluruhan varian Nimbus tidak selalu menyebabkan gejala berat, terutama pada individu yang sudah menerima vaksinasi lengkap.
Namun, intensitas rasa sakit pada tenggorokan menjadi gejala dominan yang membuat penderita merasa sangat tidak nyaman.
Selain nyeri tenggorokan yang tajam, varian Nimbus juga menunjukkan beberapa gejala lain yang mirip dengan varian sebelumnya, seperti:
Sakit kepala yang cukup berat
Nyeri otot dan pegal di seluruh tubuh
Demam ringan hingga sedang