BOGORINSIDER.com --Penjabat Bupati Bogor Iwan Setiawan mendadak jadi perbincangan setelah viral di media sosial menyebut dirinya akan menginjak Al-Qur'an.
Plt Bupati Bogor Iwan Setiawan langsung meminta maaf kepada seluruh umat Islam, khususnya umat Islam di Kabupaten Bogor dan masyarakat Indonesia, atas video yang menyatakan siap bersumpah dengan Al-Qur'an.
Diketahui, Plt Bupati Bogor Iwan Setiawan mengaku siap menginjakkan kaki di kitab suci Al-Qur'an saat ditanya wartawan media lokal soal posisi jual belinya.
Ucapan maaf dilontarkan Plt Bupati Bogor Iwan Setiawan ketika bertemu para kiai dan tokoh agama yang ada di wilayah selatan Kabupaten Bogor, di Pondok Pesantren (Ponpes) Darul Huda, Kampung Cilember, Desa Jogjogan, Kecamatan Cisarua, Minggu 26 Februari 2023.
“Atas nama pribadi dan keluarga, saya meminta maaf yang sebesar-besarnya khususnya kepada umat Islam di Kabupaten Bogor dan Indonesia umumnya,” kata Plt Bupati Bogor Iwan Setiawan ke awal media dan ditonton para tokoh ulama dan juga kiai.
Iwan mengungkapkan, pernyataan sumpah tersebut diutarakan lantaran hendak memberi keyakinan kepada masyarakat Kabupaten Bogor, ketika pelaksanaan mutasi atau rotasi para pegawai aparatur sipil negara (ASN) tidak ada jual beli jabatan.
“Ucapan sumpah saya itu tidak ada maksud sedikit pun untuk menistakan agama. Itu semata-mata ingin meyakinkan masyarakat, kalau dalam pelaksanaan mutasi dan rotasi pegawai ASN tidak ada jual beli jabatan seperti yang ditanyakan,” terang Iwan.
Iwan membeberkan, untuk mutasi atau rotasi maupun adanya pegawai ASN yang naik jabatan, membutuhkan proses panjang. Dimana, berkas yang diajukan terlebih dulu melalui provinsi dan ke Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri).
“Saya pun pernah jadi saksi dan oleh para penegak hukum diingatkan jangan sampai terjadi jual beli jabatan. Berikut juga amanat partai, tidak boleh melakukan korupsi atau menjual belikan jabatan saat adanya mutasi atau rotasi pegawai ASN,” tegas politisi Partai Gerindra itu.
Iwan pun mengaku, Al Quran tersebut imam baginya yang mana harus sangat dijaga, jadi tidak mungkin berani melecehkan sesuatu yang dijadikannya sebagai imam.
“Saya dibesarkan di keluarga kiai dan dari dulu di pesantren kan oleh orang tua di Pondok Pesantren Nurul Hak. Jadi sekali lagi saya minta maaf atas kesalahan pernyataan saya,” ungkapnya.