BOGORINSIDER.com --Terdakwa dalam kasus dugaan penganiayaan berat berencana terhadap Cristalino David Ozora, Shane Lukas Rotua Pangondian Lumbantoruan, menangis di pengadilan.
Shane mengakui penyesalannya karena tidak menghentikan penganiayaan yang dilakukan oleh Mario Dandy Satriyo.
Pada awalnya, hakim menanyakan perasaan Shane ketika menonton video penganiayaan tersebut. Shane mengaku kaget.
"Ya, saya sangat terkejut, Yang Mulia," kata Shane di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan, pada hari Selasa (4/7).
"Hentikan kejutanmu, saudara telah melihatnya sejak awal, merekamnya sendiri. Mengapa kamu terkejut lagi? Bagaimana perasaanmu?" tambah Hakim.
Sambil menangis dan mengusap air matanya dengan sapu tangan, Shane menjawab. Suaranya terdengar gemetar. Dia mengaku menyesal.
"Izin majelis hakim Yang Mulia, saya juga menyesal mengapa tidak segera memisahkan mereka saat pertengahan pertama atau kedua ketika dia tidak berdaya. Saya menyesali tindakan saya saat itu, saya sangat menyesal, Yang Mulia," ungkap Shane.
Hakim lalu mencecar Shane soal alasan tak melerai penganiayaan yang dilakukan oleh Mario terhadap David kala itu.
"Ya memang pada saat itu saya juga takut sama Mario Yang Mulia. Saya segan sama Mario Yang Mulia," kata Shane.
Hakim pun lanjut mencecar Shane terkait alasan takut terhadap. Shane pun menceritakan awal mula ia mulai merasa takut kepada Mario.
"Jadi pada saat masa lalu flashback ke belakang saya pernah waktu itu enggak bisa sekolah Yang Mulia, karena motor saya rusak. Saya difasilitasi motor sama Mario dipinjamin selama dua minggu. Terjadilah saya ditabrak orang Yang Mulia. Ditabrak orang baret-baret. Mario keburu marah," kata Shane.
Shane kemudian mengklaim disalahkan Mario ketika jok motor Harley miliknya rusak, padahal ia mengaku itu bukan perbuatannya.