BOGORINSIDER.com --Di balik tawa yang tak pernah lekang, ada kenangan yang masih membekas. Nama Indro Warkop kembali mengudara di layar lebar lewat film terbaru produksi Falcon Pictures berjudul Kang Solah From Kang Mak x Nenek Gayung — komedi horor yang bukan hanya lucu, tapi juga sarat nostalgia.
Dalam momen Gala Premiere di Jakarta, Indro tak kuasa menahan rasa haru. “Saya inget dulu syuting sama Dono dan Kasino, suasananya selalu penuh tawa,” ujarnya. Kini, ia berdiri di antara generasi baru komedi Indonesia, bersama Rigen Rakelna, Indra Jegel, Praz Teguh, Andre Taulany, hingga Kenzy Taulany, putra Andre sendiri.
“Sekarang bisa main bareng sampai anaknya Haji Andre, rasanya bangga banget,” tambahnya.
Baca Juga: Dari Soraya hingga Depe, Deretan Artis yang Disebut Piala Bergilir
Ucapan itu sederhana, tapi penuh makna: bahwa api tawa Warkop DKI masih menyala, diteruskan oleh tangan-tangan muda yang mencintai komedi.
Film Kang Solah From Kang Mak x Nenek Gayung sendiri menyatukan dua dunia — tawa dan ketegangan.
Mngisahkan Solah Vincenzio (Rigen Rakelna), pria yang pulang ke kampung halamannya setelah lama merantau. Tapi kepulangannya justru membawa kekacauan warga mengira dia adalah hantu! Konflik makin rumit ketika cinta lamanya, Dara Gonzales (Davina Karamoy), akan menikah dengan adiknya sendiri.
Baca Juga: Purbaya Yudhi Sadewa Ekonom yang Pimpin Keuangan Negara, Miliki Kekayaan Fantastis
Dan di tengah semua itu, muncul sosok Nenek Gayung, hantu pemandi jenazah yang bikin satu desa gempar.
Film garapan Herwin Novianto ini bukan sekadar tontonan lucu, tapi juga bentuk penghormatan pada tradisi komedi Indonesia dari gaya slapstick Warkop DKI hingga humor situasional ala generasi baru.
Bagi Indro, film ini bukan hanya proyek, tapi juga perjalanan batin. Ia kini bukan lagi pelawak muda yang berlari mengejar waktu, tapi sosok guru yang menjaga warisan tawa agar tetap hidup di hati penonton.
Baca Juga: Kini Amanda Manopo Resmi Menikah dengan Kenny Austin, Nasib Arya Saloka Gigit Jari
“Tertawalah sebelum tertawa itu dipajakin,” ujarnya sambil tersenyum. Kalimat itu kini terasa lebih dalam bukan sekadar guyonan, tapi pesan kehidupan.