spill-news

Perdebatan Mandat BI 2025: Antara Inflasi, Rupiah, dan Pertumbuhan

Kamis, 18 September 2025 | 15:38 WIB
"Wacana mandat baru Bank Indonesia menjadi sorotan politik dan ekonomi di 2025." (Foto/ Pinterest)

BOGORINSIDER.com – Pemerintah bersama parlemen tengah membahas wacana penting: menambahkan mandat baru bagi Bank Indonesia (BI) agar tidak hanya menjaga stabilitas, tetapi juga ikut mendorong pertumbuhan ekonomi.

Selama ini, mandat utama BI adalah menjaga stabilitas rupiah, mengendalikan inflasi, dan memastikan sistem keuangan berjalan sehat. Namun, dinamika politik dan kebutuhan pembangunan ekonomi membuat munculnya gagasan agar BI secara eksplisit mendukung target pertumbuhan.

Mandat BI Saat Ini

Undang-Undang BI saat ini menegaskan tiga pilar utama:

  1. Menjaga stabilitas nilai rupiah.
  2. Menjaga kestabilan sistem keuangan.
  3. Menjaga inflasi agar sesuai target.

Dengan mandat tersebut, BI berfungsi sebagai pengawal stabilitas moneter, sementara tugas mendorong pertumbuhan lebih banyak diemban oleh kebijakan fiskal pemerintah.

Wacana Pro-Pertumbuhan

Pemerintah berargumen, di tengah target ambisius pertumbuhan ekonomi 5,5% di tahun 2025, BI perlu ikut berperan aktif. Salah satu wacana adalah menjadikan pertumbuhan ekonomi sebagai bagian dari mandat resmi BI, mirip dengan The Fed di Amerika Serikat yang mengemban dual mandate: stabilitas harga dan lapangan kerja.

Baca Juga: BI Turunkan Suku Bunga, Begini Efeknya ke UMKM dan Masyarakat

Pro dan Kontra

Pro:

  • BI dapat lebih fleksibel dalam menurunkan suku bunga.
  • Mendorong investasi dan pembukaan lapangan kerja.
  • Kebijakan moneter dan fiskal bisa lebih sinkron.

Kontra:

  • Risiko konflik kepentingan antara menjaga inflasi dan mendorong pertumbuhan.
  • Kredibilitas BI sebagai lembaga independen bisa dipertanyakan.
  • Potensi inflasi lebih tinggi jika fokus terlalu besar ke pertumbuhan.

Ekonom Indef, Bhima Yudhistira, menilai wacana ini perlu hati-hati. Menurutnya, mandat ganda bisa membuat BI kehilangan fokus. “Kalau inflasi melonjak tapi BI dipaksa menahan bunga demi pertumbuhan, masyarakat yang akan jadi korban,” ujarnya.

Sebaliknya, pihak pemerintah menegaskan bahwa mandat pro-pertumbuhan bukan berarti mengabaikan inflasi, melainkan menyeimbangkan prioritas agar Indonesia lebih adaptif menghadapi perlambatan global.

Dampak ke Depan

Halaman:

Tags

Terkini

Elegan di Tengah Isu: Citra Publik Raisa Tetap Kuat

Kamis, 23 Oktober 2025 | 10:28 WIB

Fenomena Netizen: Mengapa Publik Begitu Ingin Tahu?

Kamis, 23 Oktober 2025 | 10:21 WIB

Rahasia Kekuatan Hubungan Raisa dan Hamish Daud

Kamis, 23 Oktober 2025 | 10:09 WIB

Tekanan di Balik Popularitas: Kisah Raisa & Hamish

Kamis, 23 Oktober 2025 | 09:58 WIB

Hapus Foto, Viral Seketika: Fenomena Raisa & Hamish

Kamis, 23 Oktober 2025 | 09:42 WIB

Rumor Cerai: Raisa Menggugat Suami Setelah 8 Tahun

Kamis, 23 Oktober 2025 | 09:07 WIB