Warga di bantaran sungai dan lereng bukit diminta meningkatkan kewaspadaan.
Di balik data resmi, kisah warga menggambarkan penderitaan nyata. Made, warga Jembrana, kehilangan rumahnya yang hanyut terbawa arus. Sementara Maria di Flores Timur kehilangan suaminya saat banjir datang.
Relawan dari Palang Merah Indonesia (PMI) harus berjalan kaki sejauh 5 km membawa logistik karena jalan tertutup longsor. Meski berat, solidaritas warga dan dukungan dari berbagai komunitas menjadi harapan bagi korban.
Banjir Bali-NTT menjadi peringatan bahwa bencana hidrometeorologi semakin sering terjadi akibat perubahan iklim. Rangkuman ini menunjukkan bahwa penanganan darurat sudah dilakukan, namun mitigasi jangka panjang tetap diperlukan agar kejadian serupa tidak kembali memakan banyak korban.