BOGORINSIDER.com --Bayangkan mesin mobil yang butuh bensin agar bisa melaju kencang. Itulah yang ingin dilakukan Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa mengisi tangki ekonomi dengan likuiditas tambahan. Tapi masalahnya, di balik gaspol ini ada risiko besar rupiah bisa makin tertekan.
Tarik Dana Rp200 Triliun
Langkah kontroversial Purbaya dimulai dari wacana penarikan Rp200 triliun dana pemerintah dari Bank Indonesia (BI). Dana ini rencananya akan dialirkan ke perbankan untuk memperkuat modal kredit.
Dengan begitu, bank bisa lebih leluasa menyalurkan pinjaman ke sektor riil, mulai dari UMKM sampai industri besar.
Tujuannya jelas: agar ekonomi tidak melambat di tengah tekanan global.
Risiko di Balik Strategi Gaspol
Namun, sejumlah ekonom mengingatkan, kebijakan ini bisa jadi pedang bermata dua. Ekonom UGM (11/9/2025)menyebut penarikan dana besar dari BI bisa melemahkan rupiah jika pasar menilai langkah ini menggerus cadangan likuiditas nasional.
Baca Juga: Mantan Presiden Jokowi Puji Purbaya, Bandingkan Mazhab Ekonominya Beda dengan Sri Mulyani
Selain itu, likuiditas berlebih juga berpotensi memicu inflasi jika peredarannya tidak benar-benar mengalir ke sektor produktif.
Netizen ikut nimbrung dengan komentar beragam. Ada yang optimis:
“Kalau kredit gampang cair, usaha kecil bisa hidup lagi.”
Ada juga yang khawatir:
“Rupiah udah sering tertekan. Kalau nambah likuiditas lagi, bisa makin anjlok dong?”
Tak sedikit pula yang melontarkan satir: “Ekonomi jangan kayak motor tua, dikasih bensin banyak malah ngeluarin asap tebal.”
Baca Juga: Gantikan Sri Mulyani, Dampak Menkeu Purbaya Siapkan 200 Triliun Parkir di Bank BUMN
Belajar dari Sri Mulyani
Perbedaan gaya ini makin terasa jika dibandingkan dengan pendahulunya, Sri Mulyani. Ia dikenal sangat konservatif dalam mengelola fiskal lebih fokus menjaga stabilitas rupiah dan defisit. Purbaya justru membawa gaya baru: lebih agresif, berani menambah likuiditas demi pertumbuhan.
Jokowi sendiri menyebut perbedaan mazhab ini sebagai hal yang “sangat bagus”, karena memberi perspektif baru dalam mengelola ekonomi.
Analisis: Rem vs Gas dalam Ekonomi
Dunia ekonomi memang seperti mengendarai mobil. Terlalu sering menginjak rem bisa membuat laju terhambat. Tapi kalau gaspol tanpa rem, risiko kecelakaan membayang.