BOGORINSIDER.com --Sebuah video yang mengejutkan jagat media sosial memperlihatkan tindakan tidak manusiawi terhadap seorang wanita lanjut usia.
Dalam rekaman yang menjadi viral pada Senin, 28 April 2025, tampak seorang lansia terbaring lemas di dalam kubangan lumpur yang diduga merupakan bekas galian sumur.
Peristiwa memilukan ini disebut-sebut terjadi di daerah Nias, Sumatera Utara. Informasi yang beredar menyebutkan bahwa wanita tersebut diduga sengaja direndam oleh anak kandungnya sendiri selama satu hari satu malam.
Kejadian ini sontak memicu kemarahan dan keprihatinan masyarakat luas, yang mengecam keras tindakan tersebut.
Saat ini, publik menantikan penjelasan dan tindak lanjut dari pihak berwenang terkait insiden yang telah menarik perhatian nasional tersebut.
Baca Juga: Tidak Berkeprimanusiaan, seorang anak di Nias rendam ibunya di kubungan lumpur demi konten
Di dekatnya berdiri seorang pria, yang disebut-sebut sebagai anak dari perempuan berusia sekitar 80 tahun tersebut. Percakapan dalam video terdengar menggunakan bahasa daerah Nias.
Unggahan video tersebut disertai narasi yang menyebut, “Anak di Nias biarkan ibunya sudah berumur 80 tahun berendam di dalam lumpur bekas galian sumur selama satu hari satu malam.”
Menanggapi hal ini, Kepolisian Resor Nias melalui Kasi Humas Aipda Martinus Motivasi Gea menyampaikan bahwa hingga saat ini pihaknya belum menerima laporan resmi terkait video tersebut.
Namun demikian, kepolisian akan menelusuri untuk memastikan kebenaran peristiwa tersebut.
Baca Juga: Sosok selebgram Susanti yang dilarang merekam jalan rusak oleh Camat Kota Bandar Lampung
“Kami belum menerima laporan soal itu, namun akan kami telusuri,” ujar Aipda Martinus saat dikonfirmasi.
Ia juga membenarkan bahwa bahasa dalam video tersebut merupakan bahasa Nias. Meski demikian, ia meragukan kesesuaian antara percakapan dan gambar dalam video.
“Bahasa yang digunakan memang bahasa Nias, tapi dari pengamatan awal kami, suara dalam video tidak sinkron dengan kejadiannya. Seolah percakapan itu berasal dari tempat berbeda,” jelasnya.