BOGORINSIDER.com --Mengetahui warganet penyebar hoaks adalah pedagang tukang sate, Sarwendah tampak kehilangan kata-kata untuk menafsirkan motif di balik tindakan mereka.
“Saat kami tahu mereka penjual sate,” kata Sarwendah di Rumpi Trans TV.
“Mungkin mereka hanya menunggu untuk menjual barangnya, tidak ada hubungannya, saya tidak mengerti kenapa mereka harus melakukan itu pada orang lain,” lanjutnya.
Baca Juga: Respon Ruben Onsu usai gugat cerai Sarwendah
Meski menghadapi penyebar hoaks, Sarwendah mengaku telah mengikuti prosedur yang benar.
"Ada yang meminta maaf setelah didekati. Tapi kami berbicara secara sopan dan profesional, sesuai protokol," kata Sarwendah.
"Kalau dalam waktu 3x24 jam mereka meminta maaf, maka kami tidak akan melakukan tindakan lebih lanjut. Yang didekati akhirnya sudah meminta maaf," jelas Sarwendah.
Sebelumnya, Sarwendah juga membeberkan alasannya mengambil tindakan tegas dengan memberikan teguran hukum kepada para penyebar hoax setelah memilih bungkam dalam jangka waktu yang cukup lama.
“Saya baru saja memikirkan jejak digital mereka di masa depan,” kata Sarwendah. "Aku nggak mau anak-anakku kalau besar nanti berpikir, 'Mama diam saja', takutnya mereka mengira aku setuju, padahal itu tidak benar.
Kalau tidak benar, kita bisa angkat bicara, kan?" Sarwendah mengutarakan. Kuasa hukum Sarwendah, Chris Sam Siwu menyatakan, hoaks yang disebarkan haters tersebut dinilai memanipulasi opini publik hingga mendekati pencemaran nama baik.
Baca Juga: Kasus viral bos rental mobil tewas di mobil, hingga netizen telusuri lewat google maps
Lima pemilik akun TikTok diperingatkan untuk meminta maaf secara terbuka karena menyebarkan hoaks.
“Tujuan kami selain meminta maaf adalah agar mereka tetap bungkam, bukan melanggengkan narasi-narasi yang tidak benar tersebut,” kata Chris di Rumpi Trans TV.