BOGORINSIDER.com – Bank Indonesia (BI) resmi memangkas suku bunga acuan menjadi 4,75% pada September 2025. Kebijakan ini membawa harapan besar, terutama bagi pelaku UMKM dan masyarakat yang sedang merencanakan kredit rumah.
Suku bunga rendah identik dengan biaya pinjaman yang lebih murah. Artinya, beban cicilan kredit baik untuk konsumsi maupun usaha menjadi lebih ringan. Namun, seberapa besar dampak nyata kebijakan ini bagi masyarakat?
Dampak pada Kredit Rumah (KPR)
- Cicilan Lebih Ringan
Penurunan suku bunga bisa mengurangi jumlah cicilan bulanan KPR. Misalnya, bunga kredit 10 tahun bisa turun 0,25%–0,5%, membuat total beban pembiayaan lebih rendah. - Akses Lebih Mudah
Bank biasanya lebih agresif menawarkan produk KPR ketika bunga turun, sehingga masyarakat berpenghasilan menengah punya peluang lebih besar memiliki rumah. - Dorongan ke Sektor Properti
Penjualan rumah bisa meningkat karena permintaan kredit tumbuh, memberi multiplier effect pada sektor konstruksi dan bahan bangunan.
Baca Juga: BI Turunkan Suku Bunga, Begini Efeknya ke UMKM dan Masyarakat
Dampak pada UMKM
- Kredit Modal Kerja
UMKM yang mengajukan pinjaman modal kerja akan diuntungkan. Bunga pinjaman lebih rendah berarti margin keuntungan bisa lebih terjaga. - Ekspansi Usaha
Suku bunga rendah mendorong UMKM lebih percaya diri memperluas usaha, membuka cabang baru, atau menambah tenaga kerja. - Likuiditas Lebih Baik
Dengan cicilan lebih ringan, pelaku usaha bisa mengalokasikan dana untuk inovasi dan meningkatkan daya saing.
Tantangan yang Masih Ada
Namun, penurunan bunga tidak serta merta langsung terasa:
- Perbankan butuh waktu untuk menyesuaikan bunga kredit.
- Tidak semua bank langsung menurunkan bunga KPR/UMKM.
- Risiko inflasi bisa menekan daya beli masyarakat jika harga pangan dan energi naik.
Suara dari Lapangan
Seorang pelaku UMKM di Bandung, Rina (35), mengaku optimis dengan kebijakan BI. “Kalau cicilan kredit modal bisa turun, saya bisa tambah pekerja untuk usaha konveksi. Itu membantu sekali,” ujarnya.
Sementara, calon pembeli rumah di Depok, Andi (29), berharap bunga KPR segera turun. “Kalau cicilan lebih ringan, saya bisa realisasikan rencana beli rumah tahun ini,” katanya.
Baca Juga: Perdebatan Mandat BI 2025: Antara Inflasi, Rupiah, dan Pertumbuhan
Turunnya suku bunga BI memberi harapan baru bagi UMKM dan masyarakat yang ingin memiliki rumah. Meski dampaknya tidak instan, tren ini bisa menjadi pemicu pertumbuhan ekonomi yang lebih merata.
Yang perlu dicatat, efektivitas kebijakan ini akan sangat tergantung pada kecepatan perbankan merespons dengan menurunkan bunga kredit di lapangan.
Artikel Terkait
Dana 200 Triliun di BI, Menkeu Purbaya Siap Tarik untuk Ekonomi Buat Rupiah Naik
Gantikan Sri Mulyani, Dampak Menkeu Purbaya Siapkan 200 Triliun Parkir di Bank BUMN
Kisah Menkeu Purbaya & Drama Likuiditas, Antara Dorongan Kredit & Takut Rupiah Makin Loyo