Harta kekayaan Ketua DPRD Garut semakin bertambah sangat beda nasib dengan guru honorer isak tangis

BOGORINSIDRE.com --Dugaan perilaku tidak pantas tersebut kabarnya dilakukan oleh legislator bernama Euis Ida Wartiah.

Ketua DPRD Garut, Jawa Barat, itu dituding melontarkan kata-kata yang menghina guru honorer yang memperjuangkan haknya.

Tindakan tidak pantas yang dilakukan Euis menjadi viral dan memicu kemarahan publik di platform media sosial.

Dalam video viral tersebut, Euis tertangkap kamera melontarkan ucapan sinis kepada para guru honorer.

Baca Juga: Mengolo-olok guru honorer, kekayaan Ketua DPRD Garut sampai miliaran yakin sudah di laporkan semua?

“Silahkan menangis yang sewajarnya,” kata Euis kepada guru honorer yang duduk menangis di lantai, seperti terlihat dalam video yang viral pada Minggu, 16 Juni 2024.

Ucapan tidak simpatik Euis menuai reaksi keras dari guru honorer lainnya. “Bu, kami hanya ingin semuanya baik-baik saja, Bu, kami mohon tanggapan dari Ibu. Kami tidak ingin apa-apa, kami hanya ingin semuanya baik-baik saja, Bu,” ungkap salah satu guru.

Mengabaikan perkataan para guru honorer, Euis menjauh begitu saja dari mereka dalam video tersebut. Euis kemudian membahas masalah seputar video viralnya.

Euis menyebutkan, saat itu ia hendak keluar gedung DPRD Garut, namun dihalangi oleh beberapa guru honorer bahkan mendorong mobilnya. Euis pun mengaku ragu apakah guru honorer itu benar-benar menangis atau pura-pura menangis.

“Saya sudah berada di dalam mobil, dan mobil diguncang oleh guru honorer yang menangis atau pura-pura menangis. Saya tidak tahu,” kata Euis.

Euis membela ucapannya dengan menyatakan tak berniat menyakiti hati para guru honorer yang menuntut haknya.

Baca Juga: Profil Ketua DPRD Garut Euis Ida Wartiah yang hina-hina guru honorer sampai terisak tangis

Peristiwa ini berawal saat sejumlah guru honorer berunjukrasa di depan kantor DPRD Garut pada Jumat 15 Juni 2024. Para guru menuntut agar mereka mendapat gaji yang layak.

Para guru seperti dikutip dari sejumlah sumber hanya meminta upah mereka sebesar Rp1,5 juta per bulan. Upah ini untuk para guru honorer yang tidak lolos menjadi PNS ataupun ASN P3K.