Memasuki Malam Satu Suro, Berikut Larangan yang Dianggap Keramat Menurut Masyarakat Jawa

photo author
- Selasa, 26 Juli 2022 | 19:00 WIB
Ilustrasi perayaan malam Satu Suro yang sering dilakukan oleh masyarakat Jawa. (Redbuzz)
Ilustrasi perayaan malam Satu Suro yang sering dilakukan oleh masyarakat Jawa. (Redbuzz)

BOGORINSIDER.com - Memasuki Satu Suro yang jatuh pada 30 Juli 2022, masyarakat Jawa masih dianggap bulan Suro adalah keramat (suci) atau sakral.

Bahkan, di bulan Suro Sangat tidak dianjurkan melakukan hal tertentu, seperti pesta pernikahan, piknik, berpesta atau membangun rumah.

Maka dari itu menggelar hajatan saat bulan Suro merupakan pantangan besar karena dianggap pamali bagi sebagian besar orang Jawa.

Tradisi dan kepercayaan akan kesakralan malam 1 Suro terus diproduksi melalui mitos- mitos secara turun temurun.

Tuturan dari mulut ke mulut oleh para orang tua, bahkan tak jarang kisah-kisah menyeramkan di layar lebar serta di layar kaca pun turut menyuburkannya.

Representasi kesakralan bulan Suro bahkan sering kali digambarkan dalam sejumlah film horor, seperti Malam Satu Suro (1988) yang dibintangi oleh aktris horor legendaris, Suzanna.

Dalam film tersebut, malam 1 Suro digambarkan sebagai waktu di mana jin, setan, dan teman-teman seperjuanggnya menunjukkan eksistensinya kepada manusia.

Berikut 4 faktanya sakralnya Malam Satu Suro dilansir dari buku Misteri Bulan Suro karya Muhammad Solikin dan berbagai sumber lainnya :

1. Adanya Budaya Keraton

Keraton mengadakan upacara dan ritual dalam rangka untuk memperingati hari-hari penting tertentu, dan terus diwariskan, lalu dilanjutkan dari generasi ke generasi.

Malam 1 Suro oleh pihak Keraton Yogyakarta dan Kasunanan Surakara dianggap sebagai malam yang suci dan bulan penuh rahmat.

Bulan Suro menjadi waktu yang tepat untuk mendekatkan diri kepada Tuhan dengan membersihkan diri melawan hawa nafsu melalui tirakat, lelaku, atau perenungan diri.

Salah satunya yaitu selamatan selama sepekan penuh tanpa berhenti.

2. Imbas Politik dan Kebudayaan

Prapto Yuwono, dosen sastra Jawa di Universitas Indonesia menjelaskan kenapa akhirnya malam 1 Suro dianggap sakral.

Menurutnya ini adalah imbas dari politik kebudayaan dari Sultan Agung dari Kerajaan Mataram Islam.

Pada 1628-1629, pasukan Mataram yang dipimpin Raja Mataram Islam, Sultan Agung Hanyokrokusumo gagal menyerang VOC di Batavia.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Fitri Anisa Latifa

Tags

Rekomendasi

Terkini

Lambannya Perkara Kasus Pelecehan di SD Advent Bekasi

Selasa, 16 Desember 2025 | 13:17 WIB

Terpopuler

X