"Karena tahun 2019 akhir Agustus, saya datang ke Indonesia. Saat itu, saya berada di Indonesia sampai Maret tahun 2020. Terus, dari Februari tahun ini saya di Batam, makanya saya belum pernah melihat," ujarnya.
Dan sejauh ini tidak ada khusus di Indonesia yang membuatnya semakin jatuh cinta, karena semua spesial.
"Mungkin waktu berbicara sama orang Indonesia, lagi nongkrong, saya jadi suka berbicara sama orang meskipun dengan orang yang belum kenal. Orang Indonesia sangat friendly dan ada banyak senyum.Tapi, pada dasarnya di Jepang orang-orangnya tidak menyapa orang yang belum kenal," kisahnya.
Saat ia berbicara dengan orang Indonesia, tambahnya, ia bisa belajar Bahasa Indonesia dan budaya Indonesia, bisa terima inspirasi dari orang Indonesia.
"Karena pikiran orang Indonesia sangat positif dibandingkan orang Jepang. Ketika saya berbicara dengan teman Jepang dari generasi yang sama, ada banyak topik negatif, misalnya "tidak ada cita-cita. aku gak punya tujuan hidup, sekarang aku hanya kerja di PT dan terima uang aja. Itu aja cukup" dan lain-lain," ujarnya
Tetapi, katanya, dengan teman Indonesia dari generasi yang sama, banyak orang tidak malu membicarakan tentang cita-cita dan topiknya lucu, dan positif.
"Jepang diberkati sebagai negara maju, dan dibandingkan dengan Indonesia, sistem dan jaminan nasional sudah ada," ujarnya.
Di sisi lain, katanya, beberapa teman Indonesia harus mengirim uang kepada orang tua setiap bulan karena orang tuanya tidak bisa bekerja.
"Harus membantu bisnis keluarga, sehingga mereka tidak cukup tidur, dan mereka berada di lingkungan yang lebih keras daripada orang Jepang. tapi mereka pikirannya positif dan sangat kuat," bebernya.
Jadi, katanya, dari situ ia bisa mendapatkan inspirasi dan menjadi merasa harus bersemangat.
"Dan saya ingin lebih banyak berinteraksi dengan masyarakat negeri ini dan mendengar berbagai cerita. Saya sangat tertarik," katanya.
Ia pun menambahkan momen keakraban lainnya, yaitu saat naik jasa angkutan online di Jawa, ia disuruh supir duduk kursi di samping pengemudi, dan sang supir memberikannya rokok, lalu ngobrol sambil merokok bersama.
"Di Jepang tidak mungkin hal yang seperti itu, tapi menurut saya asyik banget. Terus, kalau nongkrong di Indonesia itu asyik dan suka banget, kalau di Jepang harus peduli jadwal kereta untuk pulang, tapi kalo di sini tidak perlu peduli waktunya, dan kalau ada kopi dan rokok itu cukup, hahaha," tambahnya.
Sejauh ini, ia mengaku sangat suka suasana dan waktu santai itu. Dan hari selanjutnya ada pekerjaan tapi orang Indonesia suka nongkrong sampai pagi.