BOGORINSIDER.com - Pada awal tahun 2025, Kabupaten Bogor turut terdampak gelombang Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) akibat tekanan krisis ekonomi global serta ketegangan perdagangan internasional yang melemahkan sektor industri.
Sekitar 15.000 tenaga kerja tercatat kehilangan pekerjaan, dengan sebagian besar kasus disebabkan oleh tidak diperpanjangnya kontrak kerja.
Informasi ini disampaikan oleh Bupati Bogor, Rudy Susmanto, saat membuka pelatihan berbasis platform digital yang diikuti oleh 1.000 pemuda Pramuka di wilayah Cibinong.
Rudy menyebut bahwa dari total jumlah korban PHK, sebanyak 14.000 di antaranya mengalami pemutusan kerja karena kontrak mereka tidak lagi diperbarui.
Sebagai bentuk respons terhadap meningkatnya angka pengangguran, Pemerintah Kabupaten Bogor menggencarkan pelatihan keterampilan dan program kewirausahaan.
Upaya ini melibatkan kerja sama antar instansi pemerintah daerah dan organisasi masyarakat guna menciptakan lebih banyak peluang ekonomi mandiri bagi warga terdampak.
Rudy menambahkan, apabila setiap Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) melatih 100 orang setiap tahunnya, maka Kabupaten Bogor dapat menciptakan lebih dari 3.000 wirausahawan baru per tahun.
Ia pun mengapresiasi program pelatihan digital yang digelar oleh Gerakan Pramuka Kwartir Cabang Kabupaten Bogor, seraya menekankan pentingnya dukungan akses modal usaha agar para peserta mampu menerapkan ilmu yang diperoleh dalam bentuk bisnis nyata.
Ketua Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Kabupaten Bogor, Sintha Dec Checawaty, turut menyambut positif inisiatif ini. Ia melihat pelatihan wirausaha sebagai langkah konkret dan solutif di tengah kondisi ekonomi yang belum stabil.
Menurut Sintha, pelatihan semacam ini dapat mengubah korban PHK menjadi pelaku usaha produktif, bahkan berpotensi menciptakan lapangan kerja baru bagi orang lain.
Ia juga menegaskan bahwa penyelesaian persoalan PHK tidak bisa hanya ditanggung oleh pemerintah daerah saja, tetapi perlu sinergi antara Kadin, instansi pemerintah, dan lembaga pelatihan dalam memperkuat daya tahan ekonomi lokal.
Diharapkan, upaya bersama ini mampu membuka jalan baru bagi para pekerja yang terdampak PHK, menjaga semangat produktivitas di masyarakat, serta memperkokoh struktur perekonomian daerah dalam menghadapi ketidakpastian global yang masih berlangsung. ***