Kiprah Orang Palembang yang Selalu Berkaitan dengan Kata Wong Kito Galo

photo author
- Sabtu, 11 November 2023 | 15:46 WIB

Misalnya, perluasan terminal penumpang bandara dan perpanjangan landas pacu bandara Sultan Badaruddin II, pembangunan jembatan Sungai Musi II, pembangunan kereta layang dengan rute bandara ke Jakabaring, renovasi tempat pertandingan di kompleks Jakabaring.

Total dana yang terserap dalam Pembangunan infrastruktur dan fasilitas umum baik bersumber dari APBN, penyertaan modal negara dan dana pihak ketiga mencapai Rp 68 triliun. Nilai investasi ini cukup fantastik.

Kalau tanpa adanya even olahraga seperti Asian Games di Palembang, Sumatera Selatan takkan mungkin mendapatkan dukungan dana begitu banyak untuk membangun infrastrukur dan fasilitas umum lainnya dalam waktu yang relatif pendek. Inilah keuntungan bagi Palembang.

Saat ini kita menyaksikan betapa wajah Kota Palembang berubah begitu drastic. Kota itu semakin hidup sebagai pertanda ekonomi masyarakat pun menggeliat. Hotel berbintang hadir begitu banyak. Tingkat keterisian pun selalu di atas 70 persen.

Aktivitas di Bandara Sultan Badaruddin II juga tinggi, sebab frekuensi kedatangan dan keberangkatan cukup padat. Kondisi ini menandakan bahwa perekonomian setempat terus berkembang dan selalu memberikan harapan baik.

Solidaritas yang kuat

Memang, harus kita akui, potensi sumber daya alam di Sumatera Selatan juga sangat besar. Ada kilang minya di Plaju yang memproduksi bahan bakar minyak mencapai 1,6 juta-1,7 juta barel per bulan. Kilang minyak di Plaju merupakan yang tertua di Indonesia. Usianya melebihi 100 tahun.

Belum lagi tambang batu bara yang berlimpah. Menurut data Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), dari total sumber daya batu bara nasional sebesar 149,01 miliar ton, Sumsel berkontribusi sekitar 43 miliar ton. Adapun cadangan batu bara nasional yang mencapai 36,60 miliar ton, Sumsel menyumbang 9,3 miliar ton.

Seharusnya dengan mengandalkan potensi tambang yang ada yang didukung dengan perkebunan karet dan kelapa sawit, Sumsel sepatutnya mampu berkembang. Wajah Kota Palembang sebagai sentra pergerakan ekonomi sepantasnya lebih hidup.

Akan tetapi, faktanya jauh panggang dari api. Kondisi ini menimbulkan kegelisahan yang luar biasa di kalangan orang Palembang.

Mereka menyadari perlu sebuah terobosan yang luar biasa agar perekonomian Sumsel dan Palembang bisa bertumbuh signifikan dan signifikan. Bahkan, Palembang perlu menjadi kota bertaraf internasional.

Pilihan kemudian jatuh pada even olahraga. Berkat kecerdikan para pemimpinnya yang terus-menerus melakukan pendekatan ke pemerintah pusat dan berbagai pihak, Kota Palembang pun menjadi tuan rumah.

Mereka juga mampu mengapitalisasi kegiatan bertaraf nasional dan internasional sebagai momentum mempercepat pergerakan dan pertumbuhan ekonomi di wilayah itu.

Faktanya seperti yang kita lihat saat ini. Kota Palembang telah berkembang menjadi salah satu kota besar di Indonesia dan dunia. Popularitasnya menggema ke seluruh dunia. Hal ini menjadi magnet besar bagi investor kelas kakap dan wisatawan.

Semuanya bisa terwujud dengan optimal berkat solidaritas yang kuat sesama Wong Kita Galo. Semangat saling mendukung tanpa membedakan aliran politik, agama, suku dan lainnya subur berkembang dalam segala urusan.

Jika semangat ini selalu terjaga, maka Wong Kito Galo akan selalu terdepan dalam memajukan negeri ini. ***

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Ayu Ningsih

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

Lambannya Perkara Kasus Pelecehan di SD Advent Bekasi

Selasa, 16 Desember 2025 | 13:17 WIB

Terpopuler

X