BOGORINSIDER.com – Kondisi sosial-politik yang memanas, korupsi yang merasuk, hingga ketidakpastian nasional rupanya bisa bikin kita gampang meledak emosi. Bukan cuma marah, tetapi juga mudah cemas dan merasa terancam.
Kenapa Negara yang Ribet Bikin Kita Lebih Cepat Marah?
Secara psikologis, keadaan negara yang tidak kondusif bisa memicu:
-
Reaktivitas Berlebihan
Daripada mengolah situasi dengan tenang, kita sering bereaksi spontan seperti mengambil keputusan kasar atau menjadi pemarah yang sayangnya malah memperburuk stres. Konsep dalam literatur menyebut dua sikap: reaktif vs responsif. Yang reaktif biasanya impulsif dan panik, sedangkan yang responsif lebih centil saat menghadapi masalah, lebih tenang dan bertindak terukur -
Iritabilitas atau Mudah Tersinggung
Banyak hal bisa memicu iritabilitas: kecemasan, depresi, stres finansial, atau bahkan masalah fisik seperti cedera otak. Saat emosi kita sudah “tipis”, hal-hal kecil pun bisa jadi pemicu amarah -
Riuhnya Media & Politisasi Emosi
Suara politik yang keras, informasi tak henti-hentinya, dan rumor di media sosial memperbesar kecemasan yang sudah ada. Banyak orang jadi waswas dan cemas terus-menerus karena terlalu lama terpapar berita negatif
Psikolog Bilang... Jadi Gimana, Sih, Cara Menenangkannya?
Menurut psikolog penting banget untuk menjaga “kesehatan emosional” dalam gelombang informasi yang melelahkan:
-
Batasi Asupan Berita
Cukup 15–30 menit sehari baca info. Matikan notifikasi yang bikin pusing, dan percayakan sumber yang kredibel hindari hoaks atau opini yang bikin kita makin tersulut -
Kenali & Reguli Emosi Sendiri
Kalau mulai merasakan cemas atau marah, akui saja. Tarik napas dalam-dalam, keluarkan perlahan. Setelah itu, alihkan dengan mengerjakan hobi, olahraga, atau ngobrol bareng teman dekat -
Jauhi Provokasi & Debat Nggak Perlu
Hawa politik bisa bikin cepat terpancing. Di saat demikian, mending hindari feed yang kontroversial, medsos yang bikin panas, atau diskusi horizontal di grup yang bikin emosi tersulut -
Bangun Empati, Bukan Permusuhan
Coba pahami latar belakang perbedaan orang lain. Nyebarin empati jauh lebih berdampak daripada menyulut kebencian
Pesannya, mengelola keseimbangan antara diri sendiri dan interaksi sosial adalah kunci. Dan kalau kecemasan atau marah sudah mengganggu hidup sehari-hari, jangan ragu minta bantuan profesional seperti psikolog atau konselor
Kesimpulan: Emosi Panas Bukan Salahmu, Tapi Kita Bisa Bikin Reda
Negara yang penuh konflik dan ketidakpastian bisa bikin mental kita goyah tetapi bukan berarti kita berhenti berdaya. Dengan mengatur pola konsumsi berita, mengenali sinyal emosi dalam diri, dan membangun komunikasi positif, kita bisa menghindari api emosi yang membakar terus.