BOGORINSIDER.com - Usai Kukira Kau Rumah dan Ketika Berhenti di Sini, Umay Shahab kembali menghadirkan karya terbarunya, Perayaan Mati Rasa. Ceritanya berfokus pada Ian (Iqbaal Ramadhan), anak pertama yang begitu sibuk mengejar ambisi hingga jarang berada di sisi keluarganya. Hubungan dengan orang tuanya pun tak harmonis, apalagi ia sering dibandingkan dengan adiknya, Uta (Umay Shahab), yang hidup sesuai keinginan orang tua.
Sebuah tragedi menimpa keluarga mereka ketika sang ayah (Dwi Sasono) meninggal mendadak. Kehilangan ini memaksa Ian memikul tanggung jawab besar sebagai tulang punggung keluarga, sembari menata kembali hubungannya dengan Uta dan menghadapi kegagalan demi kegagalan.
Film ini mencoba menghadirkan metafora laut untuk memperkaya cerita. Sayangnya, penerapannya kadang terasa dipaksakan sehingga tidak sepenuhnya berpadu secara alami dengan narasi. Walau begitu, sejumlah adegan mampu menyentuh emosi penonton, memberi pengalaman yang naik-turun secara perasaan.
Baca Juga: Jalan Pulang: Horor Keluarga dengan Sentuhan Mistis Jawa
Kekurangannya ada pada transisi adegan yang kurang mulus, membuat alur terasa meloncat, serta beberapa dialog yang belum terdengar natural. Penggambaran dinamika keluarga masa kini pun kadang terasa kurang realistis. Perubahan tone di bagian penyampaian pesan moral juga terkesan kaku dan kurang mengalir.
Namun di balik itu, Perayaan Mati Rasa tetap menyuguhkan perkembangan karakter yang solid dan cerita yang menyimpan makna. Sebuah drama keluarga yang layak diapresiasi, khususnya bagi yang ingin menyaksikan langkah baru dari generasi sineas muda Indonesia.