Kecerdasan buatan (Artificial Intelligence/AI) kini semakin banyak dimanfaatkan dalam industri farmasi. Tak hanya mempercepat proses riset obat, teknologi ini juga diyakini mampu memangkas biaya besar yang selama ini menjadi hambatan utama dalam pengembangan terapi baru.
Latar Belakang: Riset Obat yang Rumit dan Mahal
Selama puluhan tahun, penemuan obat identik dengan proses panjang dan berisiko tinggi. Dari tahap penelitian molekul, uji praklinis pada hewan, hingga serangkaian uji klinis pada manusia, bisa memakan waktu 10–15 tahun. Biaya yang dikeluarkan pun fantastis mencapai ratusan miliar hingga triliunan rupiah dengan kemungkinan gagal yang cukup tinggi.
Tak heran, banyak perusahaan farmasi kecil kesulitan menembus industri ini, sementara pasien dengan penyakit langka harus menunggu lama hingga obat yang mereka butuhkan tersedia.
AI Hadir sebagai Game Changer
Kemunculan AI mengubah cara kerja riset farmasi. Dengan kemampuan menganalisis miliaran data biologis dalam hitungan menit, para peneliti kini bisa:
- Memetakan interaksi molekul lebih akurat tanpa harus mengandalkan eksperimen berulang.
- Memperkirakan efektivitas obat sejak dini, sehingga risiko kegagalan di tahap uji klinis bisa ditekan.
- Menemukan peluang terapi baru bahkan untuk penyakit yang selama ini dianggap sulit diobati.
Salah satu terobosan yang menarik perhatian adalah teknologi Multiomics Advanced Technology™ (MAT) dari GATC Health, yang menggunakan AI untuk menganalisis data genetik, molekuler, hingga fisiologis. Hasilnya, proses penemuan obat yang biasanya memakan waktu lebih dari satu dekade bisa dipangkas menjadi sekitar dua tahun dengan tingkat akurasi prediksi mencapai 90 persen.
Dampak bagi Industri dan Pasien
Biaya lebih efisien – Perusahaan farmasi bisa menghemat investasi miliaran rupiah karena waktu riset lebih singkat.
Akses lebih merata – Negara berkembang berpeluang mendapat obat inovatif lebih cepat tanpa harga yang terlalu mahal.
Artikel Terkait
Wamen Ekraf Dorong Persiapan “Laskar AI” untuk Masa Depan Teknologi Nasional
Unggahan HUT RI ke-80 Nafa Urbach Tuai Kontroversi, Diduga Gunakan Ilustrasi AI Padahal Gaji DPR Naik