Banjir yang melanda sejumlah daerah di Indonesia tidak hanya menimbulkan kerugian material, tetapi juga membuka peluang munculnya berbagai penyakit berbahaya. Salah satunya adalah leptospirosis, infeksi yang ditularkan melalui bakteri Leptospira dari air atau tanah yang tercemar urine hewan, terutama tikus.
Menurut data CDC, gejala leptospirosis bisa muncul antara 2 hingga 30 hari setelah kontak dengan air banjir. Gejalanya mulai dari demam, sakit kepala, hingga gangguan hati dan ginjal. Kondisi ini tentu berbahaya, apalagi bagi korban banjir yang sulit menjaga kebersihan.
Lalu, bagaimana masyarakat bisa melindungi diri? Berikut langkah sederhana yang bisa dilakukan:
Gunakan pelindung diri
Jika harus beraktivitas di area banjir, kenakan sepatu bot karet atau sarung tangan plastik. Ini dapat mencegah kulit langsung bersentuhan dengan air banjir yang mungkin tercemar.
Hindari luka terbuka terkena air banjir
Luka kecil sekalipun bisa menjadi pintu masuk bakteri. Jika ada luka, segera tutup dengan plester tahan air.
Jaga kebersihan makanan dan minuman