BOGORINSIDER.com - “Laki-laki kok curhat?”, “Nangis tuh cuma buat cewek!”, atau “Masalahmu, selesaikan sendiri, kamu ‘kan cowok.”
Ungkapan-ungkapan seperti ini masih akrab di telinga banyak orang Indonesia. Meski terdengar biasa, kalimat semacam ini ternyata bisa berdampak serius bagi kesehatan mental pria.
Sebab di balik tuntutan untuk selalu “tangguh”, banyak laki-laki menyimpan luka dan tekanan yang tidak pernah benar-benar tersampaikan.
Stigma sosial bahwa laki-laki harus kuat, rasional, dan tidak emosional sudah tertanam sejak kecil, membuat banyak pria merasa tidak punya ruang aman untuk berbagi atau meminta bantuan.
Menurut kajian Pafi, hal ini menjadi salah satu penyebab mengapa masalah kesehatan mental pada laki-laki sering kali tersembunyi — dan berujung fatal.
Laki-Laki Juga Bisa Lelah: Realitas yang Sering Diabaikan
Laporan dari American Psychological Association (APA, 2021) menyebutkan bahwa laki-laki cenderung tidak mencari bantuan profesional ketika mengalami stres, kecemasan, atau depresi.
Bahkan dalam studi bertajuk “Barriers to Help-Seeking in Men” yang dipublikasikan di Journal of Counseling Psychology, ditemukan bahwa norma maskulinitas tradisional seperti "tangguh", "mandiri", dan "tidak emosional" menjadi penghalang utama bagi pria untuk mengakses layanan kesehatan mental (Seidler et al., 2016).
Banyak pria baru datang ke psikolog saat kondisinya sudah sangat parah. Biasanya mereka sudah kehilangan semangat kerja, hubungan sosialnya terganggu, bahkan muncul gangguan fisik seperti sesak napas, sakit kepala kronis, dan insomnia. Sayangnya, karena sudah terlalu lama dipendam, proses pemulihannya pun lebih kompleks.
Angka Bunuh Diri Laki-Laki Lebih Tinggi
Sebuah data yang mengejutkan datang dari World Health Organization (WHO) tahun 2023: sekitar 700.000 orang meninggal akibat bunuh diri setiap tahun di seluruh dunia, dan laki-laki mencatat angka kematian hampir dua kali lipat lebih tinggi dibanding perempuan.
Di negara-negara seperti Jepang, Rusia, dan bahkan Amerika Serikat, bunuh diri telah menjadi penyebab utama kematian pria usia muda dan produktif.
Penelitian dari British Journal of Psychiatry juga mengungkapkan bahwa pria yang mengalami depresi cenderung menampilkan gejala “atipikal”, seperti mudah marah, impulsif, menyendiri, atau melampiaskan emosi lewat alkohol atau kekerasan, yang membuat kondisi mereka sulit dikenali, bahkan oleh tenaga medis.
Kenapa Laki-Laki Sulit Bercerita?