BOGORINSIDER.com --Di tengah sawah hijau yang membentang di Klaten, berdiri megah dua candi kembar yang seolah berbicara lewat keheningan batu-batunya.
Candi Plaosan, begitulah masyarakat mengenalnya. Tempat ini bukan hanya saksi bisu kejayaan masa lalu, tetapi juga menyimpan kisah cinta yang abadi sebuah cerita yang membuat setiap langkah di halamannya terasa hangat dan bermakna.
Kisah Cinta di Antara Dua Keyakinan
Candi Plaosan dibangun pada abad ke-9 oleh Rakai Pikatan, seorang raja dari Wangsa Sanjaya yang beragama Hindu, untuk permaisurinya, Pramodhawardhani, seorang putri dari Wangsa Syailendra yang beragama Buddha.
Baca Juga: Bisa Anda Rasakan Pesona Wisata Alam Umbul Ponggok, Surga Bawah Air di Klaten Kota Jawa Tengah
Dari sinilah kisah romantis dan toleransi itu bermula. Dua insan berbeda keyakinan bersatu dalam kasih dan saling menghormati, dan cinta mereka diabadikan dalam batu-batu yang disusun dengan presisi dan keindahan yang luar biasa.
Candi Plaosan pun menjadi simbol harmoninya perbedaan di tanah Jawa tempat di mana cinta dan spiritualitas saling berpadu tanpa batas.
Arsitektur yang Memadukan Dua Dunia
Berbeda dengan kebanyakan candi di Jawa Tengah, Plaosan memiliki arsitektur yang memadukan unsur Hindu dan Buddha. Relief-reliefnya lembut, menampilkan sosok manusia dengan ekspresi damai dan lembut.
Ukiran dedaunan, bunga teratai, serta stupa kecil menghiasi setiap sudutnya. Dua candi utama berdiri berdampingan, menghadap ke barat, seolah menggambarkan dua hati yang selalu bersebelahan namun tetap memiliki ruang sendiri.
Di sekitarnya, ratusan candi perwara (candi kecil) tersebar rapi, menciptakan panorama arkeologis yang menakjubkan.
Baca Juga: Nikmati Petualangan Offroad dan Paralayang di Pangalengan yang Bikin Deg-degan
Saat matahari pagi muncul dari balik Gunung Merapi, sinarnya menyapu permukaan batu abu-abu, menimbulkan semburat keemasan yang menggetarkan perasaan siapa pun yang memandangnya.
Dari Masa Silam ke Dunia Digital
Meski berasal dari abad ke-9, Candi Plaosan tetap hidup di era digital. Generasi muda datang dengan kamera, ponsel, dan drone untuk mengabadikan keindahan arsitekturnya.
Tak sedikit pasangan yang menjadikannya lokasi prewedding karena aura romantisnya yang kuat. Di media sosial, tagar #CandiPlaosan kerap muncul berdampingan dengan #LoveStory atau #HeritageIndonesia.
Pemerintah daerah pun mendukung promosi wisata sejarah ini dengan menggelar acara budaya seperti Festival Candi Plaosan, yang memadukan pertunjukan tari, musik, dan bazar UMKM lokal.
Artikel Terkait
Ajak Keluargamu Glamping di Pangalengan, Tidur Nyaman di Tepi Wisata Alam Situ Cileunca
Curug Penganten dan Curug Malabar, Dua Keindahan Tersembunyi Wisata Alam di Pangalengan Jangan di Skip
Gunung Wayang, Tempat Wisata Alam Terbaik Menyaksikan Matahari Terbit di Pangalengan
Wisata Edukasi Keluarga di Pangalengan, Antara Alam, Susu, dan Kehangatan Warga Lokal
Wisata Kebun Raya Bogor, Ikon Hijau di Tengah Kota Bisa Kamu Coba Bersama Keluargamu