Bagi umat Islam, tanggal 1 Muharam diperingati sebagai hari Nabi Muhammad SAW hijrah dari Mekkah ke Madinah pada tahun 622 M.
Hijrahnya Rasulullah SAW dari Mekkah ke Madinah tersebut pada kemudian hari oleh para sahabat nabi ditetapkan sebagai 1 Muharam, tahun baru Islam dalam kalender Hijriyah.
Kemudian, para sahabat Rasulullah yang antara lain Utsman bin Affan, Ali bin Abi Thalib, dan Thalhan bin Ubaidillah, bertemu untuk menentukan kalender Islam.
Dalam pertemuan tersebut, ketiga sahabat Nabi tersebut saling menyampaikan pendapatnya masing-masing.
Beberapa momen diusulkan untuk menandai tahun baru Islam.
Momen tersebut antara lain peristiwa Abrahah yang menyerang Ka’bah kemudian tumbang karena burung ababil.
Tahun itu dikenal sebagai tahun Amul Fiil (tahun gajah).
Pendapat lain juga mengusulkan kalau kalender Islam dimulai dari turunnya wahyu untuk yang pertama kalinya kepada Rasulullah SAW.
Selain itu, ada juga yang berpendapat kalau kalender Islam terhitung dimulai dari wafatnya Nabi Muhammad SAW.
Alasan dari pendapat ini adalah karena pada saat-saat terakhir Rasul tersebut, turun wahyu yang meresmikan kalau agama Islam adalah agama yang sempurna.
Kemudian, Ali bin Abi Thalib berpendapat kalau penanggalan Islam dimulai dari peristiwa hijrah Rasulullah dari Mekkah ke Madinah.
Pada akhirnya, usulan dari Ali bin Abi Thalib tersebut diterima secara mufakat.
Pada hari itu juga, secara resmi berlaku tanggal 1 Muharam sebagai hari pertama dalam penanggalan Islam.
3. Hukum Merayakan Tahun Baru Islam Hijriyah
Perayaan tahun baru Hijriyah pada tanggal 1 Muharam sebetulnya tidak ada dasarnya dalam Islam.
